Bagi kalian yang pernah menonton Film “Ketika Mas Gagah Pergi”, pasti masih ingat dengan pemeran utama di film tersebut. Hamas Syahid Izzudin yang berperan sebagai Mas Gagah, merupakan aktor baru di dunia entertainment. Melalui film tersebut, Hamas mulai dikenal dan sekarang sudah banyak memiliki penggemar, terutama kaum hawa.
Bagaimana tidak, dengan wajah tampan, penampilan menarik, akting yang memukau, ditambah lagi kepribadian yang soleh, membawa Hamas menjadi idola baru di Indonesia bahkan sampai ke negeri tetangga.
Umi Yulyani, ibunda dari Hamas Syahid Izzudin, merupakan sosok wanita hebat yang dengan cinta dan kasih sayangnya mampu membawa keempat anaknya menjadi insan berkepribadian islami. Umi Yulyani senantiasa berdakwah di tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, politikus, dan pengusaha.
Kebetulan, FSLDK Sumatera Selatan bersama sponsor mengadakan seminar dan talkshow inspiratif yang mengundang Hamas Syahid Izzudin beserta ibunda, Umi Yulyani. Kegiatan yang bertema “Kasih Bunda di Setiap Jejak Perjalananku” dilaksanakan di Gedung DPRD Sumatera Selatan pada tanggal 25 Desember 2016.
Pada kesempatan itu, Hamas dan ibunda berbagi cerita dan pengalaman yang bermanfaat untuk para peserta yang hadir. Bonusnya, peserta dapat melihat langsung ‘Mas Gagah’ dan ibundanya, yang sebelumnya hanya bisa dilihat dari layar lebar, layar kaca, media sosial, atau media cetak. :D
Dalam tulisan kali ini, saya akan membagikan beberapa informasi mengenai Hamas dan Umi Yulyani yang saya dapatkan saat mengikuti seminar dan talkshow inspiratif tersebut.
1. HAMAS SYAHID IZZUDIN
Lahir di Bengkulu pada tanggal 11 Maret 1992. Hamas merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Selain berkarir di dunia akting, Hamas memiliki usaha di bidang kuliner dan garmen.
Saat Hamas diberi pertanyaan, lebih memilih menjadi aktor atau pengusaha, ia mengatakan lebih memilih sebagai pengusaha. Menurutnya, menjadi pengusaha lebih enak dan mengasyikkan. Akan tetapi untuk saat ini, ia masih ingin terjun di dunia entertainment. Tujuannya tak lain adalah untuk berdakwah.
Pria yang baru berusia 24 tahun ini, bercerita kepada para peserta seminar bahwa idenya untuk berdakwah lewat film karena beberapa waktu sebelumnya, Hamas mendapat berita tentang kasus bunuh diri yang dilakukan oleh seorang remaja karena baru saja putus dengan sang pacar. Berita tersebut menjelaskan bahwa remaja tersebut melakukan aksi bunuh diri karena mengikuti adegan sebuah film yang pernah ditontonnya. Oleh sebab itu, Hamas mengatakan bahwa begitu besarnya pengaruh sebuah film bagi para penontonnya. Dan keinginannya untuk berdakwah lewat film adalah wujud pedulinya bagi bangsa dan agama.
Saat proses syuting Film “Ketika Mas Gagah Pergi”, Hamas menceritakan bahwa ia tidak kesulitan memerankan ‘Mas Gagah’ saat telah berhijrah, karena memang karakternya tidak jauh berbeda dengan karakternya di kehidupan sehari-hari. Hanya saja, ketika memerankan ‘Mas Gagah’ yang belum berhijrah, Hamas sedikit kesulitan terutama di adegan saat ia harus dikerubuti para fans, cewek-cewek yang mengidolakannya. Hamas sempat kabur saat syuting itu berlangsung, sehingga sutradara sempat menegurnya. Cerita ini membuat saya dan para peserta tertawa. Ada-ada saja kelakuan ‘Mas Gagah’ ini di balik layar.