Telah kugenggam waktu kala itu
Yang setiap rindu kulipat jadi satu
Karena hanya ada untukmu selalu
Bahkan saat dirimu mulai berlalu
Kau tahu, betapa sulitnya jadi diriku?
Detik demi detik harus melangkah kaku
Mengulurkan jemari 'tuk menggapai bayangmu
Menatap ragu dari jauh akan adanya hadirmu
Telah kusimpan lama sebuah perasaan
Yang setiap saat kucoba tepiskan
Karena bertahan telah menjadi kepedihan
Bahkan saat dirimu mulai terjauhkan
Kau tahu, betapa airmata telah menjadi perubahan?
Satu demi satu kisah mulai kauruntuhkan
Melepaskan dan menyerah telah kaujadikan pilihan
Kau tak pernah tahu tentang aku dan sebuah perasaan
Dua bulan yang lalu, saat kaulepaskan hidupmu
Saat kautinggalkan aku dalam tangisan tanpamu
Saat kau belum mengetahui perasaanku padamu
Saat puisi-puisi ini tak sempat kubacakan untukmu
Lalu apalagi yang mampu kulakukan?
Selain menatap nanar namamu pada sebuah nisan
Sedangkan rintik hujan di hatiku belum juga diredakan
Kau yang telah pergi, ternyata tak bisa kulupakan
Palembang, Desember 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H