Mohon tunggu...
Muri Setiawan
Muri Setiawan Mohon Tunggu... Wartawan -

Wartawan wowbabel.com, portal media lokal Bangka Belitung. Pernah bekerja di Bangka TV, Sarana TV, Koran Babel, TVRI, Koran Kite dan Klik Babel.

Selanjutnya

Tutup

Money

Ratusan Kontainer Tertahan di Pelabuhan Pangkalbalam

7 Februari 2019   22:28 Diperbarui: 7 Februari 2019   22:49 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PANGKALPINANG - Ratusan kontainer milik PT Bangka Jaya Line (BJL), tertahan di gudang perusahaan yang terletak di Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang, provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini lantaran akses keluar masuk pelabuhan terhambat akibat rusaknya Jembatan EMAS keadaan tertutup.

Kepala Cabang PT BJL, Eko Supriyadi mengatakan, sejatinya ratusan kontainer milik perusahaan mereka berangkat menuju Jakarta, hari ini, Kamis (7/2/2019).

"Ini lihat saja ada seratus lebih kontainer kita tertahan gak bisa keluar. Bagaimana mau keluar jembatan katanya rusak, sudah empat hari masih belum juga beres," ungkap Eko kepada wartawan.

Menurut Eko, jika dipaksakan untuk keluar, otomatis kapal mereka akan tersangkut di badan jembatan.

"Pemprov kita harapkan untuk cepat bertindak. Kami sangat dirugikan dengan hal ini, apalagi kami sudah tanda tangan kontrak dengan pihak lain, mereka tahunya hari ini kontainer kami datang," ujarnya.

Jembatan EMAS merupakan ikon Provinsi kepulauan Bangka Belitung. Sebuah jembatan dengan sistem buka tutup dan membentang persis di atas perairan Pangkalbalam yang merupakan satu-satunya akses masuk Pelabuhan Pangkalbalam.

Jika kapal-kapal besar hendak melintas, maka jembatan harus dalam keadaan terbuka. Namun sejak empat hari lalu jembatan masih dalam keadaan tertutup, karena terjadi trabel pada sistem, sehingga kapal dengan bobot yang besar dan tinggi tidak bisa melintas.

"Jauh hari kita memang sudah menolak dibangunnya jembatan ini, karena berada di jalur utama masuk pelabuhan. Ya namanya saja buatan manusia pasti ada kekurangannya dan apa yang kita khawatirkan terjadi," ungkapnya.

"Iya kalau saat ini mungkin hanya kami yang dirugikan, tapi kalau dibiarkan berlama-lama akan berdampak pada perekonomian warga, karena disinilah jalur keluar masuk bahan kebutuhan pokok dan lainnya di Pulau Bangka," tukasnya. (wowbabel)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun