Mohon tunggu...
murdjani dada
murdjani dada Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Probowo dan Jokowi Damai... Terimalah dengan Lapang Dada

17 Oktober 2014   21:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:39 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertemuan antara Ketum Gerindra Prabowo Subianto Djojohadikusumo dengan Presiden RI yang akan dilantik Joko Widodo pagi Jumat (17/10/2014) menunjukkan bahwa politik itu penuh sandiwara dengan ending, ya, berlapang dada untuk negara.

Salluuutlah kita kepada Prabowo atau Jokowi yang mau bersama-sama seakan-akan semua masalah pertentangan dilupakan. Ini mestinya dicontoh oleh generasi muda Indonesia, di arena kampanye boleh saling adu argumen sampai mulut berbusa caki-maki tapi akhinya ya, salaman, saling lempar senyum.

Ya, tidak perlu dendam, jika dendam dipelihara mau dibawa kemana Indonesia ini. Negara kita ini ibarat kapal yang sudah miring karena syarat dengan penumpang yang korupsi, kolusi dan nepotisme.

Semestinyalah kapal yang miring ini dibenarkan lagi hingga mampu mengarunig lautan yang luas walau dengan ombak setinggi puluhan kali dai kapal.

Jangan ada lagi dendam terus dipelihara seakan yang kalah di politik terhina, terpuruk dan terhimpit dada, panas kepala, merah mata.

Itulah yang terjadi setelah reformasi dendam kepada nama mantan Presiden Soeharto, semua pemikiran baiknya dibumi hanguskan seakan-akan yang baik itu juga adalah keburuan. Apa yang terjadi? Erosi mental tergerus, korupsi melebihi saat Soeharto berkuasa.

Program swasembada beras lenyap dengan tanah dijadikan tempat perumahan di pinggiran Jakarta.

Irigasi andalan para petani bagai sungai kecil yang tak bermakna lagi. Akhirnya kita tetap ketergangungan ekspor beras. Begitu juga gula, gandum.

Paling parah adalah Indonesia tempat multi spesies buah-buahan, malah terguras oleh buah impor.

Mental para PNS sebagian bobrok dengan kongkalingkong, saudara, ponakan dimasukan dengan mulus jadi PNS.

Jadi, marilah kita belajar bahwa politik itu sandiwara, yang hanya rakyat jadi korban tidak tahu mereka hanyalah banper untuk mencapai kekuasaan oleh parpol lainnya.

Jadi, pertemuan antara Prabowo dan Jokowi itu adalah fenomena biasa di dunia politik dan hal yang tidak biasa bagi rakyat kecil yang tertipu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun