Entah kenapa Rumi tiba-tiba khawatir. Ia sudah berfikir yang tidak-tidak apalagi dua bulan yang lalu ayahnya pernah jatuh dari motor. Kemudian ia menelepon ibunya menanyakan keadaan ayahnya apakah handphone nya bisa dihubungi atau tidak. Ibunya memberitahukann bahwa ayahnya ada di rumah, pulang sejenak untuk mencharge handphone. Handphonenya mati. Seketika perasaannya lega. Ia bersyukur dalam hati "terima kasih Ya Allah ayah masih hidup". Saat sampai di rumah, ayahnya sudah pergi lagi dan sudah membalas whatsapp Rumi tadi pagi. Ayahnya menjelaskan tidak bisa langsung membalas karena sedang membawa penumpang, dan handphone nya terlanjur mati karena sudah lowbat.
Mulai saat ini ia berjanji tidak akan mengeluh dan ingin lebih mengerti orang tuanya. Apapun keputusan ayahnya lebih memilih mengojek pasti ada alasan tertentu yang mungkin tidak bisa diceritakan kepada anak-anaknya. Ia hanya ingin bersyukur masih punya orang tua yang lengkap. Ia tidak akan mengkhawatirkan tentang baju baru. Apa yang orang tuanya lakukan sudah cukup. Koran 'Berita Kota' ia bawa pulang dan ia gunting bagian berita ayahnya dan ia tempel di file binder nya untuk kenang-kenangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H