Saat sedang sakit hati karna patah hati masalah percintaan, pasti merasa menjadi orang yang paling nelangsa sedunia. Dunia seakan runtuh dan hidupnya seketika the end. Hopeless seakan cinta adalah satu -- satunya permasalahan dalam hidup. Tidak ada hal lain. Meraung merasa terdzholimi, bertanya -- tanya diri sendiri sudah baik tapi kenapa dijahatin ? atau menyalahi kekurangan diri sendiri. Bahkan yang lebih parah menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan, dan menyalahkan Tuhan atas apa yang menimpanya. Memang adalah wajar jika yang sakit adalah hati, lebih mudah kemasukan hal negatif bahkan kemasukan setan ! kemasukan pikiran setan berfikir buruk sampai memutuskan bunuh diri karna ga sanggup nahan derita. Kenapa harus bunuh diri untuk menyelesaikan masalah ? padahal setelah mati, masalah itu masih ngikutin tergantung apa yang kita perbuat. Apalagi kalau matinya suicide ya auto masuk neraka. Begitu dalam Islam yang sangat melarang tindakan bunuh diri. "Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barang siapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS. An Nisa: 29-30).
Banyak orang yang bilang cengeng, lebay, dan cemen kalau ada orang yang curhat lagi patah hati. Sebenarnya ya penilaian itu tergantung dari level masalah dan kebesaran dari pribadi masing -- masing. Ada yang level masalahnya kecil tapi tapi karena kapasitas hatinya kecil cuma 200 mb kaya hape jadul, jadi kena masalah kecil bagi dia adalah hal yang luar biasa yang menimpa dia kesannya udah penuh banget. Langsung hang itu orang. Beda dengan orang yang mempunyai hati yang sangat lapang, level sakitnya pasti udah di tingkat setara bon cabe level 30. Â Ya karna kalo hanya masalah remeh, buat dia hanya sentilan. Cuma piece of cake. Iya Allah Maha Adil, memberi sesuai kemampuan hamba-Nya. Mangkanya kalau kita kena masalah besar paling nggak kuatin diri sendiri aja dulu berarti kita orang yang cukup kuat untuk diberi persoalan seperti ini.
Buat orang lain tidak boleh menjudge seenaknya kalau belum pernah ngalamin.You'll never know until it's happen to you. Contoh saya analogikan misalkan ada orang yang punya penyakit di kepala berat yaitu vertigo, ia bercerita kepada temannya tentang sakit kepala yang ia rasakan. Temannya pun hanya komen "ya elah sakit kepala aja rewel banget. Gua juga pernah sakit kepala minum puyer langsung sembuh." Ini nih contoh orang yang gak enak diajak cerita. Bukannya empati tapi nyepelein. Gak ngerti inti permasalahan. Gak semua sakit kepala bisa disebut just puyeng. Everyone needs different medicine depend on the the condition. Okeh..okeh..mereka memang bukan ahlinya yang gak bisa kasih solusi tapi setidaknya jadilah pendengar yang baik.
Buat saya ini hal penting karna orang itu butuh motivasi untuk bangkit dari keterpurukkan. Harus move on walaupun tertatih -- tatih. Kalau gak punya seseorang untuk menumpahkan cerita penuh emosi, bisa luapkan saat sedang berdoa. Gak apa --apa sambil nangis -- nangis yang penting setelah itu tenang. Butuh nasehat dan kata -- kata penyejuk hati saya saranin baca buku The Nectar of Pain dari penulis yang berasal dari Lebanon-Kanada bernama Najwa Zebian. Buku ini berisi puisi dan prosa berdasarkan pengalaman pribadinya. Meskipun dikatakan puisi tapi menurut saya isinya lebih kaya kumpulan quote --quote motivasi sama ada curcolan dari si penulis. Saya jamin isinya gak ada kata -- kata puitis dengan majas -- majas membosankan yang bikin orang ga hobby baca langsung ogah baca. Kalaupun ada tapi gak lebay. Saya pun bukan orang yang suka hal -- hal penuh kebasa basian, Jadi menurut saya The Nectar of Pain ini baguuuuussss banget buat bikin orang kembali semangat pasca hancurnya hati. Ga sedih lagi, tenang dan semoga bisa percaya diri lagi. Buat siapapun yang lagi sakit hati , feeling lost, atau masih proses move on tapi naik turun saya rekomendasiin untuk baca buku inih! Buku ini adalah kitab suci khusus orang -- orang yang terluka. Ssst..tapi kitab suci yang sesungguhnya juga harus tetap dibaca biar hati jadi tenang.
Bisa diliat dari judulnya aja ada kata "pain". Jadi buku ini wajib buat orang yang butuh infuse pikiran positif. Salah satu kutipannya
"Ater the end
Moving on may take stages, yes
But humans do not heal in clear-cut steps, no.
One moment, you feel completely healed
and the next moment, the scent of a breeze
that reminds you of them
breathes the pain so freshly
........."
Waktu saya baca, saya merasa kok ini bener banget. Merasa buku ini tau apa yang saya rasain. Baca buku ini berasa kaya punya mentor pribadi. Banyak pengertian yang dikasih seperti "here's the thing about people with good hearts......". Juga nasihat apapun yang menimpa kita jangan merubah kita menjadi orang lain "stay kind. It makes you beautiful." Dan mengingatkan untuk menerima apa yang terjadi "one day, we will know that reason. What we need is strength." Ngasi tau juga sama yang masih ngeyel dan masih bertahan pada hubungan yang ga sehat "if they love you, they won't break your wings". Mengingatkan kita bahwa seburuk apapun yang kita dapetin kita berhak dapet lagi yang lebih baik "better wait years for the right person, than wait years for the right love from the wrong person". Trus kita juga ga boleh nyalahin diri sendiri "it's simple. if they hurt you, they need help. Not you". Pokoknya buku ini wise banget. Pesannya sangat kuat.
The Nectar of Pain sendiri terbit tahun 2016 dan tulisannya telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia. Sang penulis membuat berdasarkan pengalaman pribadi yang pernah ia rasakan dan menggunkan kata -- katanya untuk mendorong orang lain agar belajar dan menyembuhkan diri sendiri. Buku ini harganya lumayan mahal, bagi yang ga hobby banget baca dan males nenteng -- nenteng buku bisa cari versi e-book nya banyak dijual secara online.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H