Mohon tunggu...
Elvi Murdanis
Elvi Murdanis Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan, Parenting, Remaja dan Sejarah. Sharing @elvimurdanis

Menulis membuat hidup lebih berkualitas dan bermakna

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Teater Drive-In, Tren Baru di Dunia karena Pandemi Corona, Benarkah?

22 Juni 2020   12:18 Diperbarui: 22 Juni 2020   12:25 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Konser Drive-In (Sumber: liputan6.com)

Bahagia merupakan keinginan semua orang. Bahagia dapat dicapai dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang disukai dan dicintai. Bisa kegiatan yang mudah sampai kegiatan yang menantang adrenalin. 

Namun dalam kondisi pandemi corona, tidak semua kegiatan yang disukai bisa dilakukan dengan bebas seperti masa-masa sebelum pandemi corona. 

Bagi pencinta konser musik dan film bioskop, menonton konser di lapangan terbuka atau di dalam gedung bioskop tentu bukan hal yang mudah mendapatkannya saat ini. Karena aturan protokol kesehatan sudah jelas memberlakukan adanya physical distancing dan social distancing.

Namun ternyata manusia punya cara sendiri untuk memecahkan permasalahannya. Munculnya teater Drive-in menjadi jawaban atas permasalahan tersebut. 

Teater Drive-In memberikan nuansa dan pengalaman baru menonton konser di tengah pandemi corona. Layaknya angin segar, pencinta konser musik tetap dapat menikmati konser musik bersama idolanya tanpa harus melanggar protokol kesehatan agar tetap sehat dan terhindar dari virus covid-19.

Teater Drive-In pada masa pandemi corona diadakan di beberapa negara yaitu  di Kota Goyang, Korea Selatan pada tanggal 23 Mei 2020; di Mall of The Emirates, Dubai; di di Iran di ruang parkir Menara Milad; di Denmark di Kota Aarhus; di Kota Sydney, Australia dan di Kota Bonn, Jerman.

Teater Drive-in seolah menjadi tren baru di dunia yang menjadi solusi bagi para pencinta konser musik. Menonton dari dalam mobil dengan layar yang lebar serta sound sistem yang besar tentu memberikan pengalaman baru yang unik. 

Tidak seperti menonton konser sebelum pandemi corona, kita bebas bergoyang dan berjingkrak kegirangan ketika melihat idola kita menyanyikan lagu favorit kita. Tapi apakah benar bahwa ini tren baru yang belum pernah ada?

Benarkah??

Dilansir dari historia.id, tenyata Indonesia pernah mengadakan drive-in theatre atau teater kendara. Drive-in Ciputra saat itu menjadi teater kendara pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara. 

Teater kendara dulu dibangun di Pantai Binaria (sekarang Ancol), pada tahun 1970. Setengah abad yang lalu. Waktu itu ancol (Pantai Binaria) hanyalah sebuah rawa-rawa dan hutan yang penuh kera, ular dan nyamuk. Tapi orang-orang tetap pergi ke sana demi menikmati keindahan pantainya. 

Bersama Pemerintah DKI Jakarta pada tahun 1962, Ciputra merencanakan pengembangan wilayah Ancol menjadi perumahan, industri, dan rekreasi. 

Sepulang dari Amerika, Ciputra mempunyai mimpi baru. Ia ingin Ancol tak hanya menjadi perumahan, industri dan rekreasi saja tapi juga rekreasi berbasis mekanik dan teknologi. Di Ancol akan ada sirkuit balap, akuarium, bioskop dan drive-in seperti yang ada di Amerika. Di Amerika sendiri teater berkendara sudah ada sejak tahun 1933.

Munculnya teater kendara seperti efek domino yang membawa angin segar bagi perekonomian bangsa. Perbaikan ekonomi pada awal Orde baru, memunculkan kelas menengah atas yang mampu membeli mobil. 

Perusahaan dagang asembling mobil pun ramai-ramai membuka perusahaannya seperti Toyota, Honda, Mitsubishi, Suzuki, Mazda dan Subaru yang merajai  jalanan Indonesia di era 70-an. Dimana sebelumnya mobil yang laris hanyalah mobil buatan Amerika dan Eropa. Kehadiran perusahaan tersebut  semakin menambah besarnya ketersediaan lapangan kerja pada masa itu yang semakin menambah tingkat kesejahteraan rakyat saat itu. 

Setelah teater kendara, Ciputra menggagas konser musik untuk menambah pendapatannya. Namun sayang, memasuki awal 1990-an masa kajayaan teater kendara berakhir. Ia beralih rupa, menjadikan teater kendara menjadi pusat belanja busana berbahan denim atau jeans, Cahaya Jeans Centre. 

"Trend dunia sudah mulai berubah. Trend berekreasi sambil belanja, dan sambil berekreasi," ungkap Ciputra. (Artikel lengkap silakan dibaca di laman historia.id)

Sungguh keputusan yang bijak. Ia mampu melihat peluang. Mnegubah hambatan menjadi tantangan. Mengubah tantangan menjadi peluang. 

Inilah jiwa Entrerpreneur sekaligus Leader yang sesungguhnya. Visioner, mampu memandang jauh ke depan. Berani mengambil resiko terhadap segala keputusan yang sudah diambil. 

Tentu ini bukan hal yang mudah. Tentu saja semua dilaluinya dengan proses belajar yang panjang. Karena tak ada satu pun orang yang sukses tanpa proses belajar yang panjang dalam hidupnya. 

Belajar dari kesalahan-kesalahan di masa lampau adalah cara terbaik untuk meningkatkan kualitas diri. Jika kita terus belajar dan mengeksploras skill kita, bukan tak mungkin kita akan menjadi 'Ciputra-Ciputra Junior' yang akan mensejahterakan Indonesia dengan ide-ide brilliannya.

Seyogianya kita tidak melupakan masa lalu. Masa di mana kita mulai belajar untuk pandai melakukan sesuatu. Masa dimana  kita belum bisa di sebut apa-apa dan bukan siapa-siapa. 

Indonesia juga perlu mencatat bahwa kehadiran teater Drive-In menjadi sejarah bangkitnya perekonomian bangsa yang menyumbang kepercayaan besar dari berbagai pihak luar. Meraka percaya untuk membuka usahanya di Indonesia karena mereka yakin Indonesia sebagai Lahan Konsumen akan menjadi negara maju yang mandiri sejajar dengan negara maju lainnya.

Semoga Indonesia memiliki 'Ciputra-Ciputra Junior' si penggagas ide baru yang akan bermanfaat di masa datang bahkan jauh setelah dia tidak ada ide-ide briliannya tetap dapat dimanfaatkan generasi  bangsa berikutnya untuk meningkat kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun