Mohon tunggu...
muqoffa mahyuddin channel
muqoffa mahyuddin channel Mohon Tunggu... Editor - wiraswasta

berkebun dan humaniora

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perjalanan di Waktu Hujan

9 Februari 2024   09:19 Diperbarui: 9 Februari 2024   09:34 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Perjalanan di Waktu Hujan

Motor beat kunaiki dengan anak lelakiki dan istriku. Langit di atas terlihat menebal merata sampai ujung utara bukit menoreh. Perjalanan ini terjadi begitu cepat kuputuskan karena aku merindukan keindahan pemandangan bukit menoreh keutara di musim hujan ini. Pemandangan hijau meluas memenuhi hamparan pegunungan menoreh naik turun disertai hujan merintik dan lalu lalang motor berseliweran di samping motorku yang kupacu dengan gas tipis tipis.

Setelah melewati daerah Bedono aku memasuki wilayah perkebunan karet yang menghijau. Hujan deras mulai turun disertai kabut yang menebal. Jalanan naik turun yang cukup memaksa konsentrasiku menaiki motor antara melihat jalan dan menikmati keindahan pohon-pohon di pinggir jalan yang diselimuti hujan dan dibalut kabut tebal. 

Suasana perjalanan yang sepi mencekam membuat perjalanan ini terasa mempunyai kesan yang begitu indah. Ternyata alam kita begitu indah dan mengagumkan. 

Tubuhku mulai bergetar kedinginan menahan hantaman air hujan yang tidak pernah rela berhenti memukul tubuhku walau sudah kulapisi dengan mantol baru yang terasa kedodoran untuk tubuhku karena kebesaran. Tanjakan cukup curam berhasil kulalui dengan hati berdebar. Kekhawatiran halusnya ban belakang yang menghawatirkan perasaanku mengingat jalan halus yang terasa sangat licin untuk memacu kecepatan seakan bermain dengan waktu ingin cepat cepat sampai di Boja, sebuah kota kecil di wilayah Kabupaten Kendal. 

Keindahan Somowono, sebuah pelataran wilayah Kabupaten Semarang dilanjutkan keindahan Limbangan pelataran selanjutnya di wilayah Kendal kulalui dengan lancar. Hujan belum mereda, sampai pertigaan Boja kulihat jalan kering tanpa terlihat hujan tidak tertarik dengan jalan- jalan di wilayah Kecamatan Boja. Tiga setengah jam kulalui dengan memori yang penuh menikmati keindahan alam di guyur hujan di atas motor kecilku dihalangi kabut yang cukup tebal. Anakku meringis ketika kutanya, bagaimana perjalanannya, indah bukan naik turun, menukik diguyur hujan lebat. Besok mau lagi tidak, kita jalan-jalan di musim hujan? Nggak mau tukasnya, rupanya dia lebih memilih kenyamanan di rumah daripada sensasi bersentuhan dengan alam yang indah yang diberikan Tuhan Sang Maha Pencipta dengan segala rahasia keindahannya. Aku bermenung, tidak semua orang bisa memahami keindahan dan ketenangan perjalanan di waktu hujan ini. Rabbana ma kholaqta hadza bathila. Subhanaka faqina 'adzabannar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun