Generasi kelahiran 1976-1995 adalah generasi terakhir yang masih bermain di halaman rumah yang luas. Berlari dan bersembunyi penuh canda-tawa dan persahabatan. Main Petak Umpet, kelereng, Boy-boynan, gobag sodor, Betengan, karet, Lompat tali, Masak-masakan, sobyong, jamuran, ngejar layangan putus sambil lari, bebas mandi di kali tanpa takut ada sampah nyangkut, maen putri putri Melati tanpa peringatan dari Bpk Ibu. Bisa memanfaatkan gelang karet, isi sawo, kulit jeruk, bungkus rokok, batre bekas, debog menjadi permainan yang mengasyikkan. dan tiap melihat pesawat terbang langsung teriak minta uang. Dan setelah sekian lama hal itu terjadi, hari ini setelah mereka tumbuh dewasa, mereka mulai menganggap masa kecilku lebih bahagia dari mereka yang hidup diera sekarang.
Generasi kelahiran 1996- 2016 adalah generasi terkikisnya permainan-permainan dari era sebelumya, mulai sepinya halaman-halaman rumah yang tidk difungsikan lagi sebagai tempat permainan, mulai di tutupnya jalanan dengan semen sehingga tidak bisa difungsikan lagi untuk permainan yang lebih asik dimainkan di atas tanah. Mulai tak terlihat lagi tangan-tangan kereatiftas yang menggunakan bahan sisa untuk dijadikan mainan, mulai dianggap tabuh permainan yang dilakukan oleh dua lawan jenis. Dan mulainya era dimana Orang tua lebih suka anaknya ada dirumah dan memainkan game yang bebasis mesin, yang jelas, teriakan-teriakan canda tawa anak yang sedang berkumpul mulai tak terdengar dan semakin sunyi. Mereka lebih suka bermain dalam rumah dan memegang mesin. Hal itu menunjukkan bahwa mereka juga bahagia dengan generasi yang sekarang.
Siapa diantara mereka yang lebih bahagia???????
Sebelum menjawab pertanyaan diatas, tentunya perlu kita mengetahui definisi bahagia. Mari kita simak arti bahagia menurut para ahli: Aristoteles pernah berkata, “Kebahagiaan adalah arti dan tujuan hidup; seluruh tujuan dan akhir keberadaan manusia”. Brian Tracy berkata, “Kebahagiaan datang saat kau percaya akan apa yang kau lakukan, mengetahui apa yang kau lakukan, dan mencintai apa yang kau lakukan”. Mahatma Gandhi mengatakan, “Kebahagiaan adalah harmoni antara apa yang kau pikirkan, apa yang kau katakan, dan apa yang kau lakukan”. Steve Maraboli mengatakan, “Kebahagiaan bukanlah berarti tidak ada permasalahan; kebahagiaan adalah kemampuan mengatasi permasalahan”. Mark Twain pernah mengatakan, “Jika kau ingin membahagiakan dirimu sendiri, cobalah membahagiakan orang lain”.
Penulis menyimpulkan arti bahagia adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan harmoninya pikiran dan tindakan yang menghasilkan kesenangan, kepuasan, cinta, kenikmatan, atau kegembiraan.
Sulit memang untuk menentukan mana dua generasi diatas yang lebih bahagia. Tapi sedikit analisa dibawah ini mungkin akan membuat kita mempunyai gambaran yang baru untuk menentukan mana generasi yang lebih bahagia. Terlebih dahulu kita harus sepakati bahwa obyek dalam tulisan ini adalah mereka dari dua generasi yang merasa bahagia karena dimanapun generasi jika kita berbicara tentang individu pasti disitu ada yang merasa bahagia dan sebaliknya.
Satu fakta yang sudah kita ketahui, mereka yang hidup di generasi 1976-1995 saat ini sudah ada yang remaja dan dewasa, bergelar sarjana hingga doctor atau mungkin professor. Wawasan yang luas, Penganalisa yang baik tapi cendrung subyektif jika menganalisis arti kebahagian dalam perspektif generasi, itu yang saya temukan dalam membaca beberapa artikel saya temui. Sedangkan Generasi 1996-2016 saat ini masih anak-anak dan remaja, bergelar PAUD hingga Sarjana. Wawasan yang sempit atau mulai berkembang. Cuma bisa mengatakan saya bahagia dengan generasi sekarang dan belum bisa menjawab seacara ilmiah jika mereka ingin menjawab generasi sekarang lebih bahagia dengan generasi yang dulu.
Lebih bahagia mana anak yang bermain gobag sodor, kelereng atau anak yang bermain playstation dan gatget, jika anak yang bersangkutan kita tanya dua-duanya akan menjawab dengan jawaban yang sama, sayalah yang lebih bahagia. Anak yang bermain gobag sodor akan menjawab saya lebih bahagia karena perminanan ini dilakukan banyak orang, lebih terjalin persaudaraan yang erat, bisa saling membuly bercanda tawa dengan banyak teman, dan hal itu tentu mengasyikkan dan membahagiakan. Anak yang bermain playstation pun akan menjawab saya lebih bahagia karena bisa memainkan permainan moderen yang tidak semua anak punya dan butuh pengorbanan uang jika ingin memainkannya di rental dan hal itu sangatlah mengasikkan dan membahagiakan. Dengan subsatansi berbeda mereka sama-sama bahagia.
Tapi ada hal pemisah yang sangat besar dintara kedua generasi ini, namun sayang penulis belum bisa berargumrn sampai 20 tahun kedepan, tapi akan tetap saya coba untuk mengulas fakta dan prediksi. Sebuah fakta generasi 1976-1995 yang dulu suka bermain bahan sisa dari bungkus rokok dan kulit jeruk pada sekarng ini mereka juga mengenal teknologi playstation dan gatget. Sedangkan mereka yang generasi 1996-2016 juga mengenal playstatin dan gatget tapi sayang bungkus rokok dan kulit jeruk hanya sebagai sampah, tentu akan sangat berbeda kebahagiaanya orang dengan pengalaman banyak permainan dengan yang hanya mengenal sedikit permainan, tapi belum tentu juga generasi 1976-1996 lebih bahagia itu hanya terjawab saat 20 tahun lagi, jika setelah era playstation dan gatget tidak ada lagi permainan baru maka saya berpendapat generasi tahun 1976-1996 lebih bahagia, karena merekalah generasi transisi antara permainan tradisional dengan permainan modern.
:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H