Mohon tunggu...
Mas Muqoddasi
Mas Muqoddasi Mohon Tunggu... Administrasi - Pengamat

Belajar, belajar dan belajar. :)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Bilang demi Bangsa dan Negara

3 Agustus 2018   16:37 Diperbarui: 3 Agustus 2018   16:55 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://sampit.prokal.co

Jika engkau ingin menang, jangan bilang demi Bangsa dan Negara. Kalimat eksklusif yang telah berubah menjadi inklusif, kalimat istimewa yang telah menjadi biasa. Ini bukan ayat-ayat tuhan yang terbukti eksisitensi dan kebenarannya sepanjang masa, tapi buaian-buain indah yang telah basi terdengar dibanyak waktu politisi dan birokrasi berkata.

Jika engkau ingin memenangkan hati, jangan bilang demi Bangsa dan Negara.  Hati rakyat sudah bias apa Bangsa dan Negaramu, siapa rakyat dan wargamu. Rakyat pun bingung dengan demimu, kearah mana engkau berjuang dan siapa yang engkau perjuangkan, Langsung saja terus terang apa maumu dan apa yang engkau berikan untuk saya, dia dan mereka.

Jangan bilang demi Bangsa dan Negara. Bukan karena kita muak dan benci dengan kalimat itu. Kalimat itu sungguh mempesona jika sudah engkau uraikan dalam bentuk yang tampak didepan mata. Nilai-nilai ucapan demi Bangsa dan Negara kini seolah bertambah bias dan kabur setelah banyaknya mereka-mereka yang lantang menyeruakan demi Bangsa dan Negara berpindah tempat tinggal dari rumah dinas ke rumah tahanan, dari kamar pribadi ke jeruji besi, semakin sulit membedakan mana yang benar-benar jujur dan yang pura-pura jujur, yang nampak tampak hanyalah kepentingan.

Jangan bilang demi Bangsa  dan Negara. Biarkan dan izinkan kalimat itu kembali menjadi kalimat yang sakral seperti awal mula pendahulu kita menyerukan dengan lantang yang disuarakan oleh pejuang-pejuang dan ulama kita dalam memperjuangkan kemerdekaan. Mereka menyerukan kalimat demi Bangsa dan Negara dengan diiringi langkah-langkah yang nyata, bahkan langkahnya sudah terlihat tampak sebelum mereka lantang untuk menyerukan kalimat "demi Bangsa dan Negara".

Sekali lagi, jika engkau ingin menang, jika engkau takut kalah, jika engkau ingin memenangkan hati, jika engkau ingin dapatkan jabatan yang kau tuju, Jangan bilang demi Bangsa dan Negara. jika kau tetap bilang, akan ada orang yang tertawa dan menertawakan, jujur saja apa yang ingin kau rundingkan.

Salam damai untuk kita semua, tetap husnudzon antar sesama, khususnya sesama muslim agar terjalin ukhuwah islamiyah. Semoga kita tetap istiqomah menjadi generasi pembelajar, belajar untuk tidak langsung mengomentari suatu persoalan yang belum jelas apa, siapa, dimana, kenapa, dan bagaimananya.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun