Semakin bertambahnya zaman teknologi semakin canggih dan sudah banyak masyarakat yang menggunakannya. Teknologi yang saat ini berkembang mayoritas menggunakan energi listrik seperti halnya televisi, computer, mesin cuci, kulkas, dan lain sebagainya. Dengan adanya teknologi masyarakat akan lebih mudah dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Namun energi listrik yang dikonsumsi oleh masyarakat pada saat ini sebagian besar diproduksi dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang mana berbahan bakar utamanya adalah batubara dan minyak bumi yang termasuk dalam energi tidak terbarukan. Sehingga tidak dapat digunakan secara terus menerus dan pada suatu saat nanti akan habis. PLTU ini bahan bakarnya mudah didapatkan dan biayanya pun relatif murah akan tetapi PLTU juga memiliki dampak negatif seperti dapat menyebabkan hujan asam, emisi gas rumah kaca, polusi udara yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.Â
 Dalam menggunakan teknologi yang berbasis listrik kita harus menggunakan cara yang tepat agar tidak merusak lingkungan dan membahayakan masyarkat sekitar. Untuk menggunakan teknologi berbasis listrik kita dapat mengaksesnya dengan menggunakan sumber energi terbarukan. Energi terbarukan adalah sumbur energi yang ketersediaannya tidak akan pernah habis dan dapat diperbarui seperti halnya air, angin, cahaya matahari, panas bumi, dan lain sebagainya. Air berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, bahkan manusia dalam keseharianya membutuhkan air yang digunakan untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dan lain sebagainya. Lalu bagaimana peran air dalam mengembangkan teknologi yang berbasis listrik? Dan dimana kita bisa membuat pembangkit listrik tenaga air? Mari simak penjelasan dibawah ini.Â
 Air sangat berperan penting dalam kegiatan sehari-hari kita, bahkan tubuh manusia ratarata terdiri dari 60% air. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari pun manusia juga membutuhkan air. Bahkan, ketika kita akan menggunakan alat-alat teknologi yang berbasis listrik kita juga bisa menggunakannya  dengan bantuan air. Yakni dengan cara membuat pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di sungai-sungai, waduk, bendungan, dan lain sebagainya. PLTA merupakan pembangkit listrik yang membutuhkan potensi aliran air yang besar, sedangkan potensi air yang kecil disebut dengan pembangkit listrik tenaga mikrohidro  (PLTMH).
Â
PLTA pertama kali dikembangkan oleh William George amstrong pada tahun 1878 ia adalah insinyur berkebangsaan inggris. PLTA merupakan pembangkit listrik tenaga air yang kapasitas listriknya bisa mencapai 100 MW atau bahkan bisa mencapai ribuan MW. Semakin besar suatu proyek yang dibangun maka akan semakin besar pula kapasitas listrik yang akan dihasilkan. Karena PLTA kapasitas listriknya besar maka potensi air yang digunakan juga besar, PLTA dapat dibangun di sungai yang beraliran besar, waduk atau bendungan, daerah pegunungan atau bukit, dan lain sebagainya. Â
Â
CARA KERJA PLTA Â
PLTA dibangun  dialiran air yang  memiliki potensi cukup besar dengan cara membuat bendungan untuk menampung air setelah itu air akan melewati pipa pesat. Pipa pesat itu digunakan  untuk mengarahkan air menuju turbin sehingga membuat baling-baling turbin berputar. Turbin biasanya berbentuk kincir angin yang meruabah merubah energy kinetik menjadi energy mekanik.  Turbin terhubung oleh generator jadi ketika turbin berputar karena adanya aliran air yang mengenai turbin  hal itu mengakibatkan generator berputar dan perputaran generator itu akan merubah suatu energy yang awalnya mekanik berubah menjadi energy listrik. Kemudian listrik disalurkan ketransformator yang akan diteruskan ke gardu induk. Dan akhirnya listrik dapat disalurkan ke perumahan dan pabrik-pabrik. Â
 Di Indonesia sudah banyak sekali daerah yang sudah memanfaatkan air untuk digunakan sebagai pembangkit listrik, berikut adalah daerah-daerah yang memanfaatkan aliran air sebagai pembangkit listrik:
 1. PLTA saguling , bandung dengan kapasitas listrik 844,36 MW
 2. PLTA cirata, cianjur dengan kapasitas listrik 1.008 MW
 3. PLTA musi, Bengkulu dengan kapasitas listrik 210 MW
 4. PLTA bakaru, Sulawesi selatan dengan kapasitas 140 MW
 5. PLTA toba, sumtera utara dengan kapasitas 286 MWÂ