Mohon tunggu...
Munir Hasan Basri
Munir Hasan Basri Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya sudah menikah dengan pendidikan terakhir sarjana elektro ITB, angkatan 84. Profesi sekarang adalah Spiritual Motivation Trainer dan Director perusahaan elektronik terkemuka. Saya concern di bidang pendidikan, edukasi pelanggan dan manajemen pemberdayaan diri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yang Tidak Terungkap tentang AC oleh SPG

29 Juli 2011   17:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:15 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam membeli produk khususnya AC seringkali kita tertutup pengetahuan oleh SPG yang begitu luar biasa untuk menggolkan keiinginannya, maka kita sebagai pembeli seringkali tergoda oleh rayuan emosionalnya daripada fakta sebenarnya dari produk itu sendiri.
Penampilan dalam melayani, senyum, sapaan dan komunikasi yang menarik dan akrab, menyakinkankan dalam presentasi produk, ditambah display yang menarik, harga promo/discount sudah cukup membuat kita emosional untuk membeli AC. Tapi sebelum tergoda, maka kita perlu memahami beberapa hal tentang AC agar pilihan kita menjadi konsumen yang bijak :
1. Pilihan memutuskan membeli AC bukan karena fitur produk yang ditawarkan, tapi seharusnya apakah kita memerlukannya sekarang dan sudahkah siap menerima resiko setelah membeli ?
a. Membeli AC bisa memaksimalkan kita dalam beraktivitas
b. Mau menerima kenyataan untuk mengeluarkan uang membeli AC bukan sekedar murah tapi sesuai kebutuhan kita. Mau menerima mengeluarkan uang untuk bayar tagihan listrik bertambah, uang untuk pemeliharaan atau kerusakan. Mau menerima untuk beraktivitas hal-hal yang berkaitan dengan menggunakan dan memelihara AC. Dan jauh lebih penting Mau menerima secara hati bila keinginan kita tidak terpenuhi dengan kinerja AC (tidak perlu marah kalau AC rusak ? tidak perlu ngomel bila bayar mahal untuk ganti part/pemeliharaan ? tidak perlu juga emosi kalau pelayanan service tidak memuaskan ?), BUkankah semua itu kita yang memutuskan dan memilih produk itu yang sudah pasti termasuk pelayanannya.
2. SPG selalu bilang "AC yang watt rendah pasti hemat listrik" dan kita "percaya". Setelah membeli kita tidak pernah membuktikan itu dan hanya sugesti saja yang membuat kita percaya. Tapi sekarang untuk menjadi konsumen yang bijak perlu kritis ;
a. Perlu mempertanyakan apa yang membuat AC hemat listrik .... bukan sekedar wattnya yang rendah, tapi kinerja Ac yang luar biasa yang mampu dengan cepat mendinginkan ruangan yang menentukan hemat listrik. Hemat listrik adalah upaya memaksimalkan kinerja AC agar listrik yang digunakan sesuai kinerja. Hemat listrik sangat bergantung kepada konsumsi listrik AC dan konsumsi itu adalah perkalian watt dan waktu pemakaian, sehingga "AC yang watt rendah pasti hemat listrik" belum tentu benar. Bisa dibayangkan watt yang rendah biasanya membuat waktu pendinginan lebih lama. dan YANG TIDAK TERUNGKAP oleh SPG adalah Waktu pendinginannya atau konsumsi listriknya sehingga kita tidak menjadi konsumen yang bijak.
b. Kata-kata hemat bukan mengurangi listrik, tapi memaksimalkan cara penggunaan dan pemeliharaan yang benar sehingga pemakaian listrik menjadi optimal. YANG TIDAK TERUNGKAP oleh SPG adalah tidak pernah diberitahu tentang itu. Kita hanya menggunakan AC dengan menekan remote saja, maka dengan cara ini tidak akan terjadi hemat listrik.
c. Kata hemat sendiri sebetulnya berarti membandingkan dengan yang tidak hemat atau standard. Jadi YANG TIDAK TERUNGKAP oleh SPG adalah tidak pernah diberitahu hemat listrik terhadap AC yang bagaimana atau AC yang mana.

Semoga bermanfaat pembaca atau pengguna AC atau calon pembeli AC. Bersambung pada tulisan berikutnya.

Munir Hasan Basri
Customer Educator

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun