Mohon tunggu...
Mungkas Sungkawa
Mungkas Sungkawa Mohon Tunggu... -

Mencoba dan mencoba

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Arti Kemiskinan

28 Desember 2012   13:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:54 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya apa sih arti kemiskinan yang sebenarnya? Tingkat kemiskinan sering dijadikan acuan keberhasilan dan kegagalan suatu daerah atau negara. Miskin sering diartikan dengan orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Miskin sering diartikan dengan pakaian rombeng, makan pagi sore ngga, dan meminta-minta. Dan kemiskinan juga katanya yang menjadi konsentrasi pekerjaan seorang pemimpin bangsa atau daerah. Jadi kalau tingkat kemiskinan suatu negara atau daerah menurun, berarti pemerintahan suatu negara atau daerah berhasil. Kalau arti kemiskinan seperti yang saya sebutkan diatas itu benar, lalu apakah tingkat kemiskinan di Indonesia menurun? Bahkan hilang? Saya rasa ini penting agar kita dapat menentukan pemimpin yang berhasil.

Menurut tnp2k, sampai dengan tahun 2011, tingkat kemiskinan nasional telah dapat diturunkan menjadi 12,49 persen dari13,33persen pada tahun 2010. Gambar 2.1.

Keberhasilan dalam menurunkan tingkat kemiskinan di samping diperoleh melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan melalui 3 (tiga) klaster program penanggulangan kemiskinan.

Gambar 2.1.

Sumber:BPS

Sekali lagi, kemiskinan yang seperti apa sih yang di data? Di datanya dari mana? Apakah didatangi setiap rumah dan ditanyai/wawancarai? Atau data ini hanya sebagai pencitraan saja? Saya rasa kalau kemiskinan yang dalam arti tidak bisa makan dan memenuhi kebutuhan dasar hidup sih dari dulu juga sudah berkurang. Terbukti dengan setiap keluar gadget terbaru selalu laku di Indonesia, setiap mobil atau motor baru keluar selalu laku. PC atau Laptop terbaru selalu laku di Indonesia. Bahkan Smartphone BB saja banyak anak ABG sekolah membawanya.

Kalau menurut saya, kemiskinan yang perlu diselesaikan oleh pemerintah adalah kemiskinan budaya. Karena kemiskinan dalam arti tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup itu sangat relatif dari usaha orang/kepala keluarga itu. Sedangkan kemiskinan nasionalisme bisa memiskinkan seluruh bangsa, dan ini yang perlu di data dengan benar. Saya ambil contoh tentang derasnya budaya Hollywood, Korea, yang semakin merajalela, Facebook yang membuat orang lupa segalanya, sehingga banyak generasi muda sudah sama sekali tidak mengenal budaya daerahnya sendiri. Dan kemiskinan yang sebenarnya menurut saya adalah kemiskinan kepedulian wakil rakyat terhadap rakyatnya. Apakah kita masih merasa orang Indonesia 10 tahun ke depan? Apakah masih ada budaya asli Indonesia 10 tahun kedepan? Apa kebijakan pemerintah yang dapat mempetahankan kebudayaan kita? Jadi, mau bagaimana mengentaskan kemiskinan di daerah atau negaranya, kalau memimpin rakyatnya saja sudah tidak merakyat. Jarang mengunjungi rakyatnya, selalu mendukung kebijakan yang tidak fokus ngurusin rakyatnya. Ini menurut saya yang perlu diturunkan tingkat kemiskinannya. Jangan sampai setiap pemimpin suatu daerah atau negara selalu melakukan hal yang sama. Pembodohan publik, dan ini melanggar HAM. Hal ini yang membuat saya pribadi bingung setiap harus memilih pemimpin daerah atau negara yang baru. Soalnya tidak ada yang memberikan solusi terhadap kemiskinan budaya. Malah para wakil rakyat justru banyak yang berlomba mirip gaya hidup luar Indonesia. Ini sekedar opini, semoga ada yang baca dan merasa. Jangan menyuruh untuk memilih, kalau rakyatnya bingung untuk memilih. yang miskin ya tetap ada tiap tahunnya, yang kaya ya tambah kaya. Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun