Mohon tunggu...
Chai Semung
Chai Semung Mohon Tunggu... -

Seorang penyuka sastra,penikmat senja,yang suka menuangkan isi hati di blog www.mung-diary.blogspot.com dan fotografi merupakan salah satu dari aktifitas kesukaanku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hei.......

19 November 2012   10:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:04 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hei" "Hei juga.." "Apa yang kamu lakukan?" "Aku sedang menyendiri.." "Kamu?" "Aku sedang mengikutimu." "Mengikutiku?,mulai kapan?" "Sudah lama,hanya kamu tidak menyadarinya." "Kenapa kamu mengikutiku?" "Karena aku adalah bayanganmu." "Tapi aku tidak melihatmu" "Kamu tidak bisa melihatku,aku adalah bagian dari dirimu,disaat kamu berbicara keluar,aku itu seakan menghilang,dan tidak kamu rasakan keberadaannya,tetapi disaat kesepian,dan kesunyian memerangkapmu,kamu berbicara kedalam,disitu kamu bisa mendengarkanku,maka dari itu kamu menyapaku dan aku membalasnya". "Apakah aku aneh?" "Tidak,karena setiap orang itu emang aneh" "Hanya kadang ia sendiri tidak merasakannya" "Manusia itu seperti sebuah lautan" "Lautan?" "Iya,lautan" "Angin meniupkan riuh ombak di atas,ramai menyapa karang-karang,gemuruh menyisir pantai-pantai,membawa perahu-perahu berdansa,tapi dibawahnya, sejuta keheningan terkubur,dalam keremangan dan kegelapan cahaya,menyisakan sejuta misteri." "Hati manusia adalah samudera yang paling dalam dan kelam untuk bisa diselami" "Dan manusia adalah mahkluk sombong yang tidak pernah mau mengaku kalah didepan umum" "Ehm" "Harkat dan martabat begitu tinggi bagi manusia untuk direndahkan" "Walau sebenarnya didalamnya tersimpan sejuta kerapuhan" "Benar sekali" "Dibalik muka muka ketegaran,kerapuhan menyelimuti hati mereka" "Tidak semuanya" "Tetapi,saya merasa setiap dari insan manusia terdapat sisi kerapuhan itu,dimana semua bersumber di hati,itulah manusia sangat takut akan kesepian" "Banyak raga yang kokoh tetapi bercokol dengan jiwa yang kosong" "Benar,manusia takut kesepian,takut di tinggalkan" "Namun,bukankah terkadang kesepian itu baik?seperti sekarang,karena kesepian,membuat aku bisa mengobrol banyak denganmu,membuat aku bisa merenungi begitu banyak hal,terutama hal akan kehidupan ini,yang selama ini begitu nyata dalam keseharian tetapi kita melewatkannya." "Hanya air yang tenang,maka kamu baru bisa menyentuh ke dasar" "Ingatlah satu hal,kesepian itu tidak pernah hilang,bukan karena banyak orang ataupun kamu sendiri,itu kembali kepada hatimu,bagaimana kamu menerima keadaan dirimu"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun