Mohon tunggu...
Mundhiu
Mundhiu Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Sekolah

Hobi menulis, traveling, berkebun. Konten yang disenangi bidang Pendidikan, Sastra, Humaniora dan pertanian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Kurikulum Merdeka di Kutai Kartanegara

5 September 2023   07:28 Diperbarui: 5 September 2023   07:36 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi, Verifikasi KOSP di Kec. Muara Muntai, Muara Wis.

Kurikulum Merdeka, yang sering disingkat menjadi Kurmer, telah digunakan sejak 2022 oleh sebagian sekolah, akan tetapi di tahun ajaran 2023/2024 sebagian besar sekolah sudah menerapkannya. Dalam implementasinya di Kabupaten Kutai Kartanegara sudah membentuk Komunitas Belajar Kukar Pintar Idaman. Komunitas belajar ini telah melakukan pelatihan-pelatihan pada sekolah baik tingkat Paud, SD, maupun SMP di Kutai Kartanegara. Pelaksanaanya serentak di bulan Juli sampai dengan Agustus 2023, sehingga sebagian besar guru sudah mendapatkan pelatihan kurkulum Merdeka.

Dalam implementasinya di sekolah, pengawas sekolah telah monitoring dan mengevaluasi progres pelaksanaannya. Apakah sudah dilaksanakan atau belum ? Sejauhmana Kurmer dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru?

Pada Bidang SMP, baru-baru ini pengawas sekolah sudah melaksanakan tugasnya dengan turun langsung ke sekolah-sekolah guna mendapatkan informasi nyata tentang progres pelaksanaannya.

Dari hasil monitoring pengawas, khususnya di bidang SMP diperoleh gambaran bahwa sebagian besar sekolah sudah melaksanakan Kurikulum Merdeka dengan beberapa catatan antara lain:

  • Sebagian besar sekolah belum membuat Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan, dan sedikit yang sudah membuat dalam bentuk draf KOSP.
  • Sebagian besar guru belum membuat perangkat pembelajaran seperti membuat Tujuan Pembelajaran, Alur tujuan Pembelajaran, Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran, Asesmen dan rubrik  asesmen, modul.
  • Sekolah sudah menjalankan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang sering disingkat P5, akan tetapi belum sesuai dengan ketentuan-ketentuan BSKAP.

Faktor hambatan utama karena Kepala sekolah dan guru belum memahami hakekat Kurikulum Merdeka secara seutuhnyal. Karena selama ini diklat yang diterima masih banyak bersifat teori, sementara prakteknya belum begitu dipahami. Di samping itu, sebagian kepala sekolah dan guru masih terpesona dengan Kurikulum 2013, sehingga masih sulit untuk berganti dengan kurikulum baru.

Saran dan masukan adalah Perlu adanya bimbingan teknis bagi kepala sekolah dan guru untuk membuat KOSP dan Perangkat ajar, baik dalam bentuk In house training, workshop, diklat agar kepala sekolah dan guru benar-benar memahami.bypakmun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun