Manusia makhluk yang selalu bereksistensi. Seperti yang dibahas oleh Soren Aabye Kierkegaard dalam filsafat manusia. Ada tiga tahap eksistensi manusia, yaitu tahap Estetis, tahap Etis, tahap Religius. Tahap Estetis, orientasi hidup sepenuhnya di arahkan pada kesenangan. Tidak ada komitmen didalamnya, karena semua yang dilakukan dipengaruhi oleh budaya atau trend yang ada alam lingkungannya. Manusia estetis tidak tau apa yang dibutuhkanya, serta tidak mampu menentukan pilihannya karena banyaknya alternative yang ditawarkan oleh masyarakat dan zamannya. Jalan keluarnya ada dua : bunuh diri atau masuk pada tahapyang lebih tinggi, tahap etis.
Tahap Etis, pada tahap ini manusia mulai menerima kebajikan moral. Disini mulai ada passion. Hidupnya sudah tidak tergantung pada pada masarakat dan zamannya tapi akar kehidupannya berada pada dirinya sendiri. Dalam tahap etis mulai ada komitmen, apa yang tidak sesuai dengan kata hatinya akan ditentang keras. Tahap religius, pada tahap ini tidak diperlukan alasan atau pertimbangan rasional dan ilmiah, yang diperlukan hanya keyakinan subjektif yan berdasarkan pada Iman.
Kali ini yang akan dibahas adalah tahap yang pertama yaitu tahap Estetis. Benarkah manusia adalah makhluk Estetis atau makhluk yang hanya hidup sesuai trend seperti pada umumnya manusia. Bila mengacu pada tiga tahap eksistensinya Soren, seharusnya individu melewati tahap-tahap tersebut dengan baik. Tapi pada kenyataannya banyak yang hanya menerapkan tahap yang pertama saja.
Jilbab dan pakaian/baju dalam Islam adalah alat untuk menutup aurat, seperti yang diterangkan dalam Al-Qur’an. Zaman sekarang banyak orang memakai jilbab bukan karena mereka ingin menutup aurat tapi karena sekarang jilbab menjadi mode tersendiri bagi kaum hawa. Bila tidak berpenampilan sesuai dengan trend zaman sekarang mereka akan dianggap ketinggalan zaman atau gak gaul kata anak muda sekarang. Padahal yang berkata gak gaul tidak tau apa yang dikatakan gaul. Mereka hanya terjebak dengan standar yang sebenarnya tidak ada dan dibuat oleh mereka sendiri. Mungkinkah mereka hanya ingin diakui sebagai orang yang GAUL atau gak ketinggalan zaman ?? silahkan direfleksikan pada diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H