Mohon tunggu...
Muhamad Munawir
Muhamad Munawir Mohon Tunggu... -

Information System at Telkom University

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Pursuit of Happyness (Perjuangan Cris Garden Mencari Kebahagiaan)

3 April 2014   16:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:08 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang pasti menginginkan kebahagiaan. Tapi banyak yang belum tau tentang apa arti kebahagiaan itu. Begitu pula dengan chris Gardner, seorang ayah yang memiliki istri dan seorang anak yang harus dibawanya kepada kebahagiaan meskipun diapun tak tahu apa arti kebahagiaan itu. Chris Garden hanyalah seorang ayah yang masa kecilnya dihabiskantanpa kehadiran sosok seorang ayah. Dia bertemu ayahnya saat usianya 28 tahun, dan dia berpikir bahwa sebagai anak muda, kelak saat memiliki anak, anaknya harus tau siapa ayahnya.

Keseharian chris adalah dengan menjual sebuah alat medis berupa pemindai ketebalan tulang kepada para dokter. Alat ini menghasilkan gambar yang jauh lebih baik dibandingkan x-ray dengan harga dua kali lipat. Dia harus menawarkan kepada para dokter dari klinik ke klinik, dari rumah sakit ke rumah sakit untuk bisa menyambung hidup keluarganya, pasalnya ini merupakan pekerjaan yang bisa dia lakukan saat ini. Sedangkan Linda, istri chris bekerja sebagai buruk di suatu perusahaan garmen yang setiap harinya bekerja dari jam 7 sampai 6 malam.

Anak chris yang tiap harinya ditinggalkan kedua orang tuanya selalu di titipkan ke tempat penitipan anak. Meskipun Chris awalnya tidak mau menitipkan anaknya karena masa lalunya, tapi apa boleh buat karena Chris dan Linda haruslah bekerja untuk bisa membiayai hidup keluarga kecil mereka.

Alat pemindai yang selalu dibawa chris setiap harinya merupakan alat yangdibeli dari perusahaan Oxbone. Awalnya chris sangat percaya diri dan yakin bisa menjualnya karena belum banyak pesaing pada saat itu. Chris mengeluarkan seluruh tabunganya untuk membeli alat pemindai tersebut. 32 alat pemindai yang dia beli saat itu merupakan cara untuk dapat mengembalikan seluruh isi tabungannya tersebut.

Seiring berjalannya waktu, alat pemindai yang dijual chris menjadi sulit untuk dijual. Ini karena dia telah menjual barangnya tersebut kepada hampir semua institusi kedokteran di daerah yang dia jual. Dia tidak bisa lagi mencukupi kebutuhan rumah tangganya tersebut hanya dengan menjual alat pemindai tersebut. Linda yang saat itu masih menjadi ibu rumah tangga mencoba untuk mencari tambahan penghasilan. Linda mencoba untuk menjadi buruh di perusahaan garmen.

Kebutuhan hidup yang semakin banyak membuat chris dan linda berselisih paham. Linda yang menginginkan kebahagiaan tidak mampu diwujudkan oleh chiris. Chris selaku kepala keluarga mengerti atas permasalahan istrinya tersebut dan dia pun memohon kepada linda untuk bersabar agar bisa mewujudkan keinginan istrinya tersebut. Setelah sekian lama menunggu janji yang diberikan chris, akhirnya linda memutuskan untuk berpisah dengan chris. Ini karena Chris yang belum mampu mewujudkan keinginan istrinya tersebut setelah sekian lama medambakan kebahagiaan.

Meskipun pahit, chris menerima permohonan linda dengan sarat anaknya, Christoper tetap bersama ayahnya. Chris mencoba untuk membahagiakan anaknya, dan berusaha untuk keluar dari permasalahan hidupnya. Setelah semua alat yang iya jual telah habis. Iya berfikir bahwa Iya tidak akan punya penghasilan lagi setelah uang yang mereka kumpulkan telah habis. Chris memikirkan untuk mencoba penghasilan baru dengan melamar ke semua tempat. Akan tetapi, ada satu yang menarik perhatian dia yaitu pialang saham. Dia mencoba melamar pekerjaan tersebut. Saat iya diwawancarai oleh perusahaan tersebut, iya mulai tidak yakin pada kemampuannya tersebut. Iya mulai pesimis pada pekerjaan yang iya kagumi dan mulai mencari pekerjaan lain. Tetapi tuhan berkehendak lain, iya dipanggil untuk tranning pada perusahaan tersebut. Iya berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan pekerjaan tersebut meskipun pesaingnya sangatlah sulit. Meskipun dia sering dijadikan OB (Office Boy) di perusahaan pialang, dia tetap iklas dalam melakukan pekerjaannya, dia tidak mau pekerjaan yang dia dambakan akan hancur karena dia tidak melakukannya dengan iklas. Yang dia fikirkan adalah “jika seseorang memiliki impian, maka gapailah. Banyak orang yang mencibirmu dan mengatakan bahwa kamu tidak akan bisa. Mereka mengatakan tidak akan bisa karena mereka tidak mampu untuk menggapai impian mereka”. Setelah sekian lama berusaha. Chris kembali dipanggil oleh direksi. Dengan rasa cemas chris datang ke tempat direksi. Rasa cemasnya pun hilang setelah dia diterima sebagai pegawai di pialang. Dia langsung pergi keluar dan menemui anaknya yang dia titipkan di penitipan anak. Dia memeluk anaknya dengan erat dan menemukan arti dari kebahagiaan.

Setiap orang memiliki kebahagiaan yang berbeda-beda. Akan tetapi kebahagiaan itu adalah hak semua orang yang harus diperjuangkan. Bukan seberapa besar kebahagiaan itu. Tapi seberapa besar perjuanganmu mencapai kebahagiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun