Mohon tunggu...
Munawir Jumaidi Syadsali
Munawir Jumaidi Syadsali Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Dinas Tanaman Pangan, Hortikulturan dan Peternakan

Tertarik dengan Spiritualitas dan Pengembangan Diri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tingkatan Manusia dalam Khazanah Bugis Makassar

26 Agustus 2024   14:42 Diperbarui: 26 Agustus 2024   14:45 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya beberapa kali mendengar wejangan mengenai beberapa tingkatan dari Manusia dalam khazanah Makassar yang jika saya simpulkan terbagi menjadi empat yaitu Tau tau, Rupa tau, Tau dan Sitojeng tojengna Tau.

Tau tau ditujukan kepada manusia yang tak punya pendirian (tau tena kuntu tojengna), hanya ikut kemana angin berhembus seperti tau tau atau orang orangan sawah yang bergerak sesuai Gerakan dari angin atau tali yang mengikatnya. Seperti binatang peliharaan, dia mengikuti perintah dari siapa yang memberinya makan walaupun harus menghinakan harga dirinya.

Rupa tau ditujukan kepada manusia yang sudah punya pendirian dan tujuan hidup, manusia yang sudah tidak ikut ikutan dengan orang lain. Hanya saja tujuannya masih tujuan egois atau untuk kepentingan dirinya saja, tujuan hidupnya masih memperjuangkan kepemilikan akan harta, tahta, wanita, dan kesenangan egois lainnya, sehingga kadang menghalalkan segala cara tanpa mempedulikan orang lain untuk mencapai tujuannya.

Tau ditujukan kepada manusia yang sudah "Mengenal Manusia". Manusia yang sudah berada di state Tau adalah manusia yang telah mampu memahami perasaan manusia lainnya sehingga dia bisa menempatkan dirinya dengan tepat dimanapun dia berada. Dia tahu kapan harus bicara dan kapan harus diam, kapan harus membantu dan kapan harus mengikhlaskan. Manusia Tau memiliki kepekaan yang tinggi sehingga tanpa diminta dia akan memberikan bantuan, tanpa disuruh dia akan melaksanakan tugasnya, tanpa dituntut dia akan menyelesaikan tanggung jawabnya. Tau adalah tingkatan manusia yang sudah mampu Memanusiakan manusia lainnya "Sipakatau" sehingga kehadirannya selalu ditunggu dan ketidak hadirannya menyisakan kerinduan.

Sitojeng tojenna Tau ditujukan kepada Manusia yang selain memiliki kemampuan untuk memahami manusia, dia juga punya kemampuan untuk memahami alam dan semesta kehidupan. Manusia di state ini adalah manusia yang memiliki pengetahuan dan pemahaman untuk hidup selaras dan harmoni dengan alam. Dia memahami kapan harus menanam dan apa yang dibutuhkan tumbuhan untuk tumbuh subur, dia tahu akan datangnya bencana dan jika diperlukan memiliki kemampuan untuk menggeser atau mendatangkan hujan, memiliki kemampuan dalam memahami ilmu perbintangan dan membaca tanda tanda yang disampaikan oleh alam. Sitojeng tojengna tau adalah Manusia yang sudah mengetahui dan memahami siklus dari kehidupan, asal dari segala sesuatu dan tempat Kembali dari segala sesuatu. Termasuk Asal dari Manusia dan Kemana Manusia akan Kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun