Mohon tunggu...
Munawaroh
Munawaroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - surabaya

Awali dengan Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pendidikan Warna-warni Sekolah Dasar

14 November 2021   16:58 Diperbarui: 14 November 2021   17:02 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saya Munawaroh, mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya prodi S1 PGSD. Disini akan menceritakan tentang pengalaman saya waktu dimasa Sekolah Dasar beberapa tahun yang lalu.

Tidak terasa semakin mendekati Hari Guru, ya tanggal 25 November adalah hari Guru. Di mana semua pelajar di Indonesia akan memperingati hari Guru. Jika diingat, sungguh begitu besar jasa seorang guru. Mereka mengajarkan dan mentransfer semua ilmunya untuk mempersiapkan diri peserta didiknya dimasa yang akan datang. Tanpa guru kita tidak akan bisa menjadi siapa-siapa, bukan orang yang berpendidikan, dan bukan pula orang yang berilmu dan berprestasi. Guru adalah orang tua kedua setelah orangtuaku, tempatku bersosialisasi dan berdialog.

Alm. Pak Mariyono adalah Guru favorit sekaligus Guru yang aku takutkan. Bagaimana tidak aku takuti? disetiap beliau mengajar, Beliau sering membawa rotan kecil kira-kira berukuran 75 cm untuk menghukum siswa siswi yang malas dan nakal, yaa termasuk Aku. Beliau, dalam mengajar siswanya suaranya begitu enak didengar dan mudah untuk dipahami.

Di suatu waktu, beliau mengadakan perlombaan antar kelompok di kelas, mata pelajaran PPKn materi tentang PPKI dan BPUPKI. Ketika itu aku masih duduk di bangku kelas 6 SDN Sawunggaling IV. Dari satu kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa atau siswi, dan kelompokku terdapat 3 anggota yaitu Aku, Indah, dan Friska. Kami melakukan kegiatan belajar bareng, diskusi, dan kami saling melengkapi. Hasil dari perlombaan tersebut kelompok kami mendapat juara 2, yang disebabkan dari kekeliruan jawabanku, makanya kelompokku tidak jadi juara 1. Hemm... tak apa setidaknya kita sudah berjuangan, belajar dengan semestinya, dan melakukan yang terbaik, ucap si Indah dengan tersenyum.

Lain halnya dengan Guru yang bernama Pak taufik. Beliau juga termasuk guru yang aku sukai dan aku takuti ketika duduk di bangku Sekolah Dasar. Sebab aku takut adalah melihat muka beliau dan berbicaranya hingga aku takut.

Pak Taufik mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Beliau mengajarku ketika aku duduk di bangku kelas 4, 5 dan kelas 6. Pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam, banyak sekali hafalan seperti surah-surah pendek di juz amma, bacaan ketika sholat, do`a-do`a, rukun sholat, rukun Islam, rukun Iman, dan yang lainnya. Sebenarnya banyak tapi aku sudah banyak yang lupa. Akan tetapi dalam hal ini, ketika ada hafalan dan kita tidak hafal maka bersiaplah "telinga memerah dijepit sama jari kepiting" begitulah sebutan anak-anak untuk hukuman yang diberikan Bapak Taufik ketika tidak hafal, hemm termasuk telingaku juga sudah pernah kena jewer oleh beliau.

Ketika jam istirahat, Pak Taufik tak gengsi membantu sang Istri yang berjualan di dekat Sekolahanku nama warungnya adalah "Bung Er". Sungguh ia cerminan yang begitu mulia, Guruku. Jajanan-jajanan yang dijual oleh Istri beliau banyak sekali pilihannya, mulai dari permen, ciki-cikian, es cendol, es segar sari atau nutrisari, nasi uduk, macam-macam gorengan, dan pecel lontong, diantara makanan tersebut semuanya aku suka.

Sepertinya, selain bercerita tentang beberapa guru yang begitu menginspirasi, di sekolahan masih banyak hal yang sangat menarik dan begitu berkesan bukan? Salah satunya adalah warung dengan berbagai macam jajanan yang harganya murah meriah, apa lagi sekitaran tahun 2005 uang seribu rupiah masih dapat banyak jajanan.

Yukk berpindah tempat, selain jajanan di warung "Bung Er", banyak juga teman-teman yang sembari sekolah sembari berjualan, diantaranya es buah, es bubur, cenil, tekwan, gorengan, gulali, dan siomay yang uang kurang dari dua ribu rupiah masih dapat banyak jajan dibandingkan dengan zaman sekarang. "Hmm jelas, itu kan beberapa tahun yang lalu" tulisku sambil tersenyum dengan teman satu kos-kosan.

Masih ada nih jajanan yang gak kalah hits nya, yaitu jajanan musiman. Hayo coba tebak apa itu jajanan musiman? Musim buah-buahan. Yaa betul sekali, ketika musim jambu, mangga, rambutan, dan musim manggis, mesti ada kawan yang di rumahnya lagi musim banyak buah buahan disuruh oleh ibunya berjualan di sekolah. Dan semua jajanan itu rasanya enak-enak dan harganya masih terjangkau dari uang saku yang diberi Ibuku. "ahhh aku jadi rindu zaman Sekolah Dasarku dulu.

Tidak hanya makanan dan guru saja yang paling berkesan, kebiasaan setiap upacara hari senin, dan senam bersama di pagi hari setiap jum`at dan sabtu juga itu yang paling aku sukai, membuat tubuh bergerak, berkeringat dan sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun