Mohon tunggu...
Munawaroh
Munawaroh Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa

Semoga yang sedang saya usahakan Allah iyakan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendapatan Ekonomi Masyarakat Kwanyar di Masa Pendemi Covid-19

22 Januari 2021   07:43 Diperbarui: 22 Januari 2021   07:47 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada awal tahun 2020 ini dunia dikejutkan dengan wabah virus corona (Covid-19) yang menginfeksi hampir seluruh negara di dunia. WHO Semenjak Januari 2020 telah menyatakan dunia masuk kedalam darurat global terkait virus ini. Ini merupakan fenomena luar biasa yang terjadi di bumi pada abad ke 21, yang skalanya mungkin dapat disamakan dengan Perang Dunia II, karena event-event skala besar (pertandingan-pertandingan olahraga internasional contohnya) hampir seluruhnya ditunda bahkan dibatalkan. Kondisi ini pernah terjadi hanya pada saat terjadi perang dunia saja, tidak pernah ada situasi lainnya yang dapat membatalkan acara-acara tersebut. Terhitung mulai tanggal 19 Maret 2020 sebanyak 214.894 orang terinfeksi virus corona, 8.732 orang meninggal dunia dan pasien yang telah sembuh sebanyak 83.313 orang. Khusus di Indonesia sendiri Pemerintah telah mengeluarkan status darurat bencana terhitung mulai tanggal 29 Februari 2020 hingga 29 Mei 2020 terkait pandemi virus ini dengan jumlah waktu 91 hari. 

Langkah-langkah telah dilakukan oleh pemerintah untuk dapat menyelesaikan kasus luar biasa ini, salah satunya adalah dengan mensosialisasikan gerakan Social Distancing. Konsep ini menjelaskan bahwa untuk dapat mengurangi bahkan memutus mata rantai infeksi Covid-19 seseorang harus menjaga jarak aman dengan manusia lainnya minimal 2 meter, dan tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain, menghindari pertemuan massal. Tetapi banyak masyarakat yang tidak menyikapi hal ini dengan baik, seperti contohnya pemerintah sudah meliburkan para siswa dan mahasiswa untuk tidak berkuliah atau bersekolah ataupun memberlakukan bekerja didalam rumah, namun kondisi ini dimanfaatkan oleh banyak masyarakat untuk berlibur Hal ini disebabkan oleh banyak factor seperti kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kita untuk menyadari bahwa virus ini benar-benar harus dicegah.atau karena desakan ekonomi yang mengharuskan mereka untuktetap bekarja Sehingga mereka masih terus berkegiatan diluar rumah tanpa paham anjuran pemerintah tentang PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)

Pesanggrahan kecamatan kwanyar kabupaen Bangkalan meruapakan desa yang masyarakatnya bisa di katakan terbelakang atau awam dalam hal pengetahuan. di desa ini kebanyakan masyarakat sangat mengutamakan budaya seperti tetap melakukan kegiatan tertentu yang menimbulkan kerumunan. Ditengah pandemi Covid-19 ini, sebagian besar masyarakat di Desa Pesanggrahan sekedar mendengar tanpa memahami secara benar apa itu bahaya Covid-19. Sehingga mereka masih terus berkegiatan diluar rumah tanpa paham anjuran pemerintah tentang PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).Namun ada juga masyakat yang mengaku bahwa, usaha dan juga jumlah pendapatan berkurang karena event, liburan, maupun aktivitas lain yang terpaksa dibatalkan karena pandemi.bahkan ada juga yang di PHK yang menyebabkan menjadi pengangguran karena juga tidak ada lowongan kerja saat pendemi seperti sekarang ini.apalagi di Kwanyar lebih identik masyarakatnya nelayan namun pada saat pendemi menjadi jarang sekali nelayang yang biasanya hasil tangkapannya dijual kepasar sekarang malah tidak ada .yang disebabkan oleh akses penjualan nelayan yang tertutup dampak Pembatasan Sosial Berkala Sosial (PSBB) dan lockdown lokal, masing-masing daerah yang berpengaruh terhadap turunnya permintaan ikan yang berkurang secara drastis di berbagai tempat.

Masyarakat Kwanyar yang biasanya di pasar itu sangat ramai sekali karena macet di pasar sekarang bener-benar berubah drastis sudah tidak ada lagi macet karena keramaian dipasar yang sibuk memilih ikan atau berbelanja di pasar.bahkan pada awal masa pendemi pasar Kwanyar pernah ditutup karena anjuran dari pemerintah untuk menutup pasar yang menyebabkan pro dan kontra pada saat pasar ditutup karena mayoritas masyarakat Kwanyar memang bekerja dan memiliki usahanya ada di pasar Kwanyar.ada beberapa juga keluhaan para pekerja yang menjadi sopir angkutan umum karena libur sekolah yang menyebabkan sepi akan penumpang-penumpang nya yanh biasanay rata-rata anak sekolahan yang naik angkutan umum,ibu-ibu kepasarpun sudah jarang sekali yang akan naik angkutan umum karena masing-masing sudah mempunyai kendaraan sendiri.Ada beberapa masyarakat yang bodo amat yang teteap bekerja tanpa peduli anjuran dari pemerintah karena tidak semua masyarakat percaya akan adanya Covid-19 ini namun ada juga yang percaya untuk lebih berhati-hati saat keluar dan menghentikan pekerjaannya Selama beberapa hari dirumah saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun