Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Berau memantau kondisi air Sungai Segah yang mengalami perubahan menjadi warna hijau. Pihak DLKH sejauh ini sudah melakukan berbagai cara agar persoalan Sungai Segah dapat teratasi sejak Desember 2019 lalu.
Perubahan warna air tersebut terjadi akibat faktor luapan air ditambah hujan deras yang mengguyur. Namun pihak DLKH belum bisa memastikan lebih lanjut penyebab kembali berubahnya air apakah juga bersangkutan dengan faktor aktivitas perusahaan sawit yang ada di bantaran Sungai Segah.
Pihak perusahaan sawit mengaku bahwa pintu air yang terhubung ke sungai berada dalam posisi tertutup sehingga muncul kemungkinan bahwa pencemaran terjadi dari sumber lain. Banyak kemungkinan bahwa ada limpasan yang bocor sehingga perlunya pembenahan limpasan.
Bupati Berau, H. Muharram menjelaskan bahwa faktor hujan yang sangat deras terjadi dikarenakan hujan yang sangat deras makan terjadi luapan limbah yang merupakan hasil dari aktivitas perkebunan disekitar sungai. Ditinjau melalui hal tersebut, hasil uji laboratorium telah membuktikan bahwa air positif mengandung campuran limbah dan pupuk perusahaan sawit yang mengarah ke Sungai Segah walaupun secara diplomasi pihak perusahaan tidak mau mengaku bersalah.
Bupati Muharram mengusut hal ini dan membantu masyarakat dengan bantuan ganti rugi atas kejadian tersebut yang bisa dipastikan bahwa perusahaan telah mengakui kesalahan. Sanksi telah diberikan untuk mengganti kerugian dan laporan terhadap kementerian terkait telah dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H