Pemerintah kabupaten Berau dan Dinas Pendidikan berkomitmen untuk menyelenggarakan pendidikan yang bisa dinikmati berbagai kalangan, tidak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).
Dalam seminar pendidikan inklusif, kepala dinas pendidikan berau melaporkan sejak tahun 2016, sudah ada delapan sekolah yang mengakomodasi anak berkebutuhan khusus. Namun, dalam pelaksanaannya masih menemui banyak kendala, yaitu kurangnya jumlah guru spesialis pendidikan inklusif.
Melalui seminarnya, dinas pendidikan menghadirkan pakar pendidikan inklusif agar bisa memberi persepsi dan informasi mengenai hal tersebut. Kedepannya, dinas pendidikan mentargetkan ada setidaknya satu sekolah inklusif di satu kecamatan baik SD maupun SMP. Pemerintah pusat sendiri telah mewajibkan pemda untuk mendirikan sekolah inklusif.
Bupati Berau dalam arahannya menjelaskan pentingnya pendidikan inklusif bagi peserta didik berkebutuhan khusus dan memastikan bahwa setiap anak usia sekolah mendapatkan pendidikan yang layak. Bupati menyebut program inklusivitas ini mendekatkan pendidikan pada masyarakat, terutama bagi anak berkebutuhan khusus yang tinggal di kecamatan berbeda. Sekolah inklusif merupakan solusi bagi anak kebutuhan khusus untuk tetap mendapatkan kesempatan pendidikan.
H. Muharram berharap kedepannya ada peningkatan jumlah tenaga pendidik yang memahami metode pengajaran di sekolah inklusif untuk tercapainya pemerataan pendidikan di kabupaten Berau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H