Jika cinta bicara, adalah bukan saatnya untuk melakukan banyak prasangka dan curiga, abaikan saja rasa itu semua, yang terbaik adalah mensejajarkan perjalanan kebersamaan. Sehingga dalam implementasinya itu tidak akan terjadi sebuah dis-integrasi rasa atau persimpangan yang sama-sama saling mempertanyakan. mungkin lebih jauhnya tidak akan terjadi kelelahan hati. Dan apabila hal itu terjadi, biarkan cinta berkembang untuk mencari warnanya sendiri. Sementara "jiwanya" akan tetap menjadi pemilik cinta. Pilihan yang tepat untuk sebuah pertanyaan AKU SANGAT CINTA...hehehe...kayak ABG aja yah padahal usia sudah kepala empat, tapi ngk apa-apa walau kepala tujuh kalau cinta ya tetep cinta...hahaha.....
Berbicara cinta, memang tidak akan ada matinya karena cinta adalah anugrah terindah dari sang Pencipta untuk semua, dari mulai kalangan strata sosial ter-rendah dan kurcaci sampai strata gedongan dan priyayi semua sama punya hak dicinta dan mencinta ckckc.. lebay amat yah , cinta biasanya berhubungan dengan hal-hal keindahan, kenyamanan dan rasa-rasa yang menyenangkan dan jika laki-laki mencintai wanita atau wanita mencintai laki-laki itu adalah normal, wajar, alamiah dan seharusnya.... apalagi kalau idamannya itu sudah bisa mandiri..yah maksudnya bisa mandi sendiri, punya mobil sendiri, rumah sendiri dan penghasilan sendiri jadinya mungkin tidak terlalu repot bila idaman itu jadi pasangan hidup  ...HAHAHA.. matre .  tapi katanya  biar matre yang penting happy yah ...hahaha......... kacau matre....
Berbicara soal matre me-matre saya jadi ter-ingat sebuah lagu, kira-kira bunyinya kayak gini  " cewek matre cewek matre kelaut aja, cowok matre cowok matre kelelep aja "  balance jadinya yang cewek matre kelaut dan yang cowok matre kelelep, jadi sama-sama basah kuyup yah...... dah mandi bareng aja biar asyik dan seru yah ....hahaha...
Berbicara cinta matre juga, saya jadi teringat dosen matematika waktu kuliah dulu, dia mengatakan bahwa Cinta bisa dihitung melalui pendekatan kalkulus cinta, cinta bisa Dis-kretisasikan menjadi elemen-elemen kecil dengan berbagai formula dan sedereret angka-angka hingga kita bisa membuat grafik cinta yang bisa dianalisa.. melalui formula differensial kita dapat menghitung untuk memperoleh kepuasan cinta atau paling tidak untuk mencapai titik equlibirum cinta hingga terhindar dari kebangrutan cinta. Ach kacau juga pak dosen itu, masa cinta bisa dihitung dengan matematika..pantesan kepala pak dosen itu agak botak mungkin terlalu banyak menghitung angka-angka, jadi rambutnya rontoh deh..hahaha
Cinta menurut saya sebenarnya sederhana,  dan  apa adanya, cinta tak perlu banyak retorika dan banyak tanda baca. Cinta tidak bisa definisi karena tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri, membatasi cinta justru hanya akan menambah kabur dan kering makna. Cinta tidak bisa dilukiskan secara harfiah, kecuali dengan kata cinta itu sendiri. Karena cinta bukanlah angka-angka atau utopia dan angan-angan kosong belaka dalam sebuah potret realita dan cinta harus membahagiakan, dan jika cinta hanya menyakitkan dan membuat sengsara itu bukan cinta,..tapi dendam.
Note: tulisan iseng aja, mungkin bisa membuat kita rilek.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H