Halo Sobat Railfans, apa kabar, senang sekali saya bisa kembali menyapa anda. Kali ini saya ingin menuangkan sebuah topik yang menurut saya ini penting sangat dibahas sebagai pecinta kereta api. Karena menurut saya pembahasan ini sangat serius dan harus didiskusikan dengan adu akal bukan adu caci macina, sehingga kita dapat menemukan jalan keluarnya.
Jadi begini, akhir-akhir ini Railfans sering menjadi perbincangan di masyarakat,bukan karena perbuatan positifnya, melainkan beberapa tingkah laku yang sangat tidak baik, seperti hunting tidak safety di sebuah stasiun atau tikungan, memainkan sebuah suling, hingga menghina pejabat. Akibatnya masyarakat membangun sentimen yang negatif terhadap para komunitas yang mencintai perkeretaapian.
Kondisi ini membuat saya sangat prihatin dan ironis, karena seharusnya Railfans membangun image yang positif PT Kereta Api, Salah merusak martabat dan wibawanya perusahaan ular besi tersebut. Belum lagi tindakan yang dapat mencederai pengendara lain maupun orang yang ada disekitar. Saya sempat berpikir, kenapa Railfans sekarang sepertinya mengutamakan ego dibandingkan empati mereka terhadap publik ? Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Kereta Api adalah transportasi milik rakyat yang dapat dinikmati bersama-sama, bukan milik segelintir orang.
Melihat kejadian seperti ini, saya sempat membandingkan antara Railfans dan Gerakan Mahasiswa. Persamaanya adalah Railfans dan Gerakan Mahasiswa adalah gerakan rakyat, yang bertujuan mendengar aspirasi rakyat akibat adanya ketidakpuasan, kemarahan dan ketidakadilan karena adanya sebuah peristiwa atau insiden yang dilakukan oleh penguasa (baik negara maupun perusahaan) terhadap rakyat. Sejak saat itu rakyat selalu menaruh harapan pada mahasiswa untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah. Semenjak itu, saya berpikir, apa perlu Railfans kita jadikan semacam gerakan oposisi untuk perkeretaapian ? Apa harus Railfans berpikir kritis dan mengkritik perusahaan ular besi tersebut ?. Jikalau itu memang yang diinginkan, maka niscaya rakyat juga akan bersimpati kepada Railfans, sama halnya mereka bersimpati dengan gerakan mahasiswa.Â
Saya ambil contoh, saat ini di Stasiun Cikarang, Kabupaten Bekasi terdapat spanduk yang bernada bahwa "Segerakan Pembangunan JPO Stasiun Cikarang". Spanduk tersebut dibentangkan, karena warga Cikarang yang berada di sisi utara, tepatnya di JL Bhayangkara, tidak mendapatkan akses dari PT KAI. Akibatnya sejumlah protes dilontarkan oleh warga sekitar. Mereka mengharapkan, apabila JPO sudah dibangun, maka hal tersebut akan memberdayakan warga sekitar. Seharusnya melihat kasus ini, apa Railfans tidak bisa bergerak membentuk sebuah koalisi (Misalnya mengajak elemen warga sekitar, mahasiswa, petani, dan unsur-unsur lainnya) untuk menyampaikan aspirasi atau paling tidak mengadakan dialog bersama dengan PT KAI dan para pemangku kepentingan lainnya, misalnya BTP Jakarta, DJKA, dan Kemenhub ? Tidak perlu misalnya melakukan aksi menggeruduk stasiun sampai memblokade seperti demo mahasiswa tahun 1998, tapi paling tidak ada upaya untuk menciptakan rasa adil bagi warga sekitar. Kalau perlu Railfans menggandeng beberapa kelompok lainnya selain mahasiswa, seperti YLBH, Kontras dan beberapa organisasi-organisasi lainnya untuk menuntut rasa adil bagi masyarakat yang menggunakan kereta api.
Bagi saya, Railfans harusnya berani bersuara apabila memang ada rasa tidak adil atau sering mengalami penindasan oleh penguasa, karena Railfans memiliki hak untuk berpendapat, berekspresi, dan berkarya dimuka umum. Apabila memang merasa ada ketidakpuasan dan ketidaksukaan, maka jangan ragu untuk berpikir kritis dan mengkritik terhadap masalah tersebut, karena sejatinya mereka yang bekerja di Kereta Api juga sama-sama rakyat, mereka juga harusnya mendengar opini publik, aspirasi, dan tuntutan manakala Railfans dan Rakyat yang notabenenya sama-sama penumpang merasa ada sesuatu yang ingin disampaikan. Contoh saja, saat ini ada Komunitas Railfans seperti Edan Sepur, Sahabat Kereta, jejak Railfans dan masih banyak lagi, namun komunitas ini lebih mengutamakan seperti Aksi Disiplin Perlintasan, Aksi Bebersih Petak di Jalur Kereta Api dan lain-lain. Bagi saya komunitas Railfans yang saya inginkan itu komunitas yang bersikap kritis, oposan, dan intelek, yang mana keberadaan komunitas ini menjadi jembatan antara masyarakat dengan perusaahaan, namun komunitas yang saya harapkan mendekatkan diri degna masyarakat dibandingkan dengan perusahaan, seperti halnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang saya sebutkan diatas yakni Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH), Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindakan Kekerasan (Kontras) dan LSM lainnya.Â
Sepertinya Railfans harus punya suatu sumpah sebagai komitmen mereka untuk menyuarakan hati rakyat, seperti halnya Sumpah Mahasiswa sebagai wujud bahwa mahasiswa adalah gerakan moral dan gerakan pendidik untuk mengedukasi kepada rakyat tentang apa yang mereka lakukan sebagai kaum intelek.Â
Jadi kesimpulan saya adalah Railfans sebaiknya menjadi gerakan oposisi, oposisi bukan berarti membenci, memusuhi, menghina ataupun memprovokasi agar melawan perusahaan tersebut, melainkan menjadi jembatan antara rakyat dan perusahaan guna menciptakan rasa adil dan kesejahteraan dikedua belah pihak. Railfans juga sebaiknya memiliki salah satu sifat wajib yakni berpikir kritis terhadap orang-orang yang tidak berkeadilan dan sering menindas, serta menjadi kelompok yang pro terhadap rakyat, sehingga masyarakat menaruh perhatian pada Railfans sebagai gerakan yang setara dengan gerakan mahasiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H