Pada tahun 2024 nanti, pemerintah memutuskan untuk memindahkan Ibukota yang ada di Jakarta, menuju Ibukota Nusantara (IKN) yang berada di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Pemindahan ini dilakukan secara bertahap dari tahun 2024 hingga 2045 nanti. Beberapa Aparatus Sipil Negara (ASN), Pegawai Negeri Sipil (PNS), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan jajaran pemerintahan lainnya akan mulai berkantor di Kalimantan. Namun dari pemindahan Ibukota ini banyak bertanya, bagaimana nasib Jakarta setelah ibukota ? akankan lebih maju di ibukota yang baru daripada yang lama ? apakah Jakarta akan lebih sepi ? Atau mungkin warga Jakarta akan pindah profesi jadi petani dan nelayan ?
Pada kenyataanya, pemindahan ibukota di negara-negara lain juga sudah pernah terjadi. Misalnya Malaysia yang memindahkan pusat pemerintahannya dari Kuala Lumpur ke Putrajaya. Alasannya pun sangat logis, karena padatnya pertumbuhan di Kuala Lumpur yang menyebabkan kemacetan, sehingga dibutuhkan sebuah langkah untuk mengatasinya. Salah satu cara yakni memindahkan Ibukota. Namun, apakah dengan pemindahan ibukota Kuala Lumpur langsung mendadak sepi ? Tentu tidak, hingga saat ini, Kuala Lumpur menjadi pusat perekonomian, seperti halnya Amerika Serikat yang memiliki New York sebagai pusat pertumbuhannya. Jadi, jika berkaca dari negara sebelah, maka dipastikan bahwa Jakarta tidak akan sepi-sepi amat pasca ditinggal oleh pemerintahannya.
Seperti yang diketahui, jika kita kenal Jakarta, maka kita juga tidak asing dengan namanya kawasan SCBD yang menjadi pusat tersibuk industri bisnis. Kawasan ini yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baik untuk regional maupun nasional hingga internasional. Keberadaan kawasan SCBD akan semakin berkembang dan bertambah pasca ibukota bukan lagi Jakarta pada tahun 2024, mungkin saja bukan hanya SCBD yang akan mendorong perekonomian nasional, tapi ada juga kawasan lainnya seperti Tanah Abang, Blok M, Sarinah dan pusat-pusat bisnis lainnya dapat berkembang untuk mendorong pertumbuhan perekonomian.
Saat ini, yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita bisa mengelola perekonomian di Jakarta pasca bukan Ibukota lagi, karena kita harus bisa menyongsong sebuah target demi mencapai perekonomian yang lebih bergairah lagi, terutama menghadapi perubahan global yang penuh ketidakpastian, sehingga dibutuhakan sebuah langkah-langkah untuk membentuk sebuah perekonomian yang lebih dahsyat khsususnya pada level nasional maupun internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H