Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah di depan mata, sejumlah tokoh-tokoh yang terkenal dikalangan masyarakat mulai mempersiapkan diri sebagai Calon Legislatif (Caleg) dan Calon Presiden (Capres) yang akan menghangati pesta politik tahun depan nanti. Ada yang menarik dengan Pemilu 2024 kali ini, dimana sejumlah kelompok menggugat Mahkamah Konstitusi (MK) untuk mengizinkan mendaftarkan Capres anak muda pada Pemilu 2024 nanti atau selanjutnya.
Isu ini sangat menarik untuk dibahas, karena sebagian besar penduduk Indonesia saat ini didominasi oleh kalangan Generasi Muda yang terpecah menjadi dua kelompok, yakni Generasi Milenial atau Gen Y (26-42 Tahun) dan Generasi Zilenial atau Gen Z (17-25 Tahun). Kedua kelompok inilah yang akan menentukan nasib Indonesia pada masa yang akan datang. Beberapa kelompok yang mengunggat ke MK terkait batas usia menjadi Capres ini merasa bahwa Indonesia sudah tidak waktunya lagi dipimpin oleh yang sudah berusia tua, namun harus dipimpin oleh kalangan anak muda yang berpengalaman dan dekat dengan rakyat.Â
Namun, upaya untuk memberikan kesempatan anak muda menjadi pemimpin dinegeri ini dihambat oleh sejumlah politisi senior, bahkan tidak jarang alasan klasik mereka lontarkan kepada kalangan 'Youth Generation' ini, seperti 'Masih minim pengalaman', 'Anak Muda tidak pantas berpolitk' hingga terbaru ada yang menjuluki seorang pemimpin anak muda dengan sebutan 'Anak Ingusan', sungguh ini potret yang sangat ironi kepada kalangan generasi muda.
Tidak sepantasnya para politisi senior melontarkan kata-kata tersebut kepada kalangan anak muda, karena Generasi  Anak Muda adalah energi untuk Indonesia yang akan menjadi Generasi Emas pada tahun 2045 nanti. Memang betul, mereka adalah generasi yang sedang mencari jati diri dan juga pengalaman sebagai bekal mereka dimasa depan, tapi dengan bersikap seperti tadi, menunjukkan bahwa para politisi senior menanggap kalangan anak muda adalah ancaman bagi mereka dalam berpolitik. Seharusnya para politisi senior memberi ruang yang terbaik kepada anak muda dan ajarkan mereka bagaimana cara berpolitik yang sehat dan bermoral. Jadi peran para politisi senior adalah mendidik, mengawasi, dan memberi pemahaman kepada para anak muda cara menjadi pemimpin, bukan malah memusuhi.
Jika sikap para politisi senior masih saja cenderung bersifat Status Quo, maka jangan heran, suatu hari nanti, para politisi senior akan menjadi bulan-bulanan bagi masyarakat, karena masyarakat merasa tidak menghargai peran anak muda yang akan membawa perubahan bagi bangsa ini. Terkadang saya sendiri ingin bertanya juga kepada para politisi senior, waktu mereka masih muda, apakah jangan-jangan mereka diperlakukan yang sama ?Â
Apakah mereka merasa bahwa para pendahulunya lebih benar dan yang mereka lakukan salah ? Coba kalau sekarang mereka diposisi pendahulunya sebagai politisi senior saat ini dan saya sebagai anak muda, pasti akan merasa disakiti, sama-sama merasa ketidak enakan dan kepuasan dari perlakuan tersebut. Sehingga seharusnya para politisi senior ini berkaca pada masa lalu mereka dan intropeksi diri, bukan malah menutup diri dari luar.
Kalangan anak muda sangat cerdas dalam membentuk Opini Publik, mereka dapat menggunakan sebuah isu untuk membangun, mencerdaskan, dan mengedukasi masyarakat dalam menghadapi perubahan yang lebih maju lagi, karena generasi muda saat ini sudah dilengkapi dengan perangkat teknologi yang memudahkan mereka dalam beraktivitas setiap hari, bahkan teknologi bagi mereka sudah menjadi kebutuhan pokok, karena tanpa teknologi, kehidupan mereka serasa sepi dan tidak seru. Sehingga, mereka dapat memanfaatkan teknologi saat ini untuk mengarahkan masyarakat dalam membentuk rakyat digital.
Jadi, tolonglah untuk bersikap terbuka para politisi senior, jangan mementingkan egonya sendiri, jangan hanya mementingkan kelompok anda sendiri, pikirkan generasi muda saat ini dan yang ada dibawahnya, mereka yang lebih mengetahui nasib Indonesia bakal seperti apa kedepannya, bukakanlah kesempatan mereka menjadi pemimpin pada semua lembaga termasuk negara, agar Indonesia dapat menjadi negara maju karena prestasi anak mudanya yang cemerlang dan berpengalaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H