Selain itu, dolar AS berfungsi sebagai mata uang cadangan dominan dalam transaksi internasional, termasuk perdagangan dan keuangan. Oleh karena itu, fluktuasi nilai dolar AS dapat berdampak pada nilai relatif Dong dan mata uang lainnya. Pada saat terjadi ketidakpastian ekonomi atau volatilitas keuangan, investor mungkin mencari aset-aset safe-haven dalam mata uang dolar AS, yang menyebabkan tekanan depresiasi pada Dong.
Lanskap perekonomian Vietnam secara signifikan dibentuk oleh perubahan geopolitik dan kebijakan perdagangan negara-negara besar. Meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok, ditambah dengan meningkatnya biaya tenaga kerja di Tiongkok, secara tidak sengaja telah menguntungkan Vietnam. Negara ini mengalami peningkatan ekspor dan surplus perdagangan, sebuah pertumbuhan yang tampaknya tidak bergantung pada sedikit perubahan pada nilai tukar riil selama beberapa tahun terakhir.
Stabilitas Dong Vietnam terhadap dolar tidak luput dari perhatian AS, yang memandang ketidakseimbangan perdagangan bilateral yang semakin meningkat dan menghubungkannya dengan apa yang dianggapnya sebagai manipulasi mata uang. Tuduhan ini telah menempatkan Vietnam di bawah ancaman potensi tarif AS, yang dapat berdampak buruk terhadap perekonomiannya.
Menariknya, Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), dimana Vietnam menjadi bagiannya dan Amerika Serikat telah menarik diri, mempunyai mekanisme untuk mengatasi permasalahan mata uang tersebut. Absennya AS dari TPP berarti hilangnya platform terstruktur untuk menyelesaikan masalah ini. Selain itu, dengan tingkat suku bunga riil obligasi pemerintah AS yang berada di bawah nol dan Eropa mengalami tingkat suku bunga nominal negatif, definisi manipulasi mata uang menjadi kabur.
Ke depan, Vietnam menghadapi tugas rumit untuk menyeimbangkan penyesuaian mata uang dengan reformasi struktural dalam negeri setelah negara tersebut mengumpulkan cadangan devisa dalam jumlah yang cukup. Proses pengambilan keputusan ini akan rumit dan memerlukan pertimbangan yang cermat baik terhadap dinamika kebijakan luar negeri yang lebih besar maupun kepentingan para pemangku kepentingan ekonomi yang signifikan di dalam negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H