Mohon tunggu...
Mumtaz Pradipa
Mumtaz Pradipa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dong Vietnam: Menganalisis Mata Uang Rendah Nilainya dan Tantangan Nilai Tukarnya

30 Maret 2024   11:09 Diperbarui: 30 Maret 2024   11:15 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sistem moneter global berfungsi sebagai tulang punggung perdagangan dan keuangan internasional, memfasilitasi transaksi dan investasi lintas batas. Ini mencakup kerangka kompleks struktur, instrumen, institusi, dan perjanjian yang secara kolektif mempengaruhi nilai tukar atau nilai berbagai mata uang di seluruh dunia. Memahami bagaimana komponen-komponen ini berinteraksi sangat penting untuk memahami dinamika ekonomi politik internasional.

Dalam konteks ekonomi politik internasional, sistem moneter dipengaruhi oleh dinamika geopolitik, negosiasi perdagangan, dan kebijakan ekonomi. Keterkaitan antara kepentingan politik dan tujuan ekonomi suatu negara membentuk sistem tersebut, yang memengaruhi segala hal mulai dari nilai tukar hingga stabilitas keuangan global.

Di artikel ini, saya akan membahas studi kasus mata uang negara Vietnam, mengapa nilai tukarnya sangat rendah meskipun negara yang termasuk pengekspor tertinggi di Asia Tenggara di belakang Singapura. 

Dong Vietnam (VND) telah lama berjuang mempertahankan nilainya di pasar mata uang global, dan merupakan salah satu mata uang dengan nilai terendah di dunia. Dengan sumber daya alam yang melimpah, pertumbuhan ekonomi yang kuat, dan aktivitas perdagangan yang terus berkembang, hal ini merupakan bukti kompleksitas sistem moneter global. Meskipun kondisinya menguntungkan, Dong Vietnam (VND) terus bergulat dengan nilai tukar yang rendah. Studi kasus ini mengeksplorasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap paradoks ekonomi ini.

Integrasi Vietnam ke dalam perekonomian global telah ditandai dengan pencapaian-pencapaian penting, termasuk bergabungnya Vietnam ke dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan negosiasi berbagai perjanjian perdagangan di dalam ASEAN dan mitra-mitra strategis regional lainnya. Negara ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat yang didorong oleh tingginya investasi asing langsung (FDI) di sektor-sektor yang berorientasi ekspor dan kecenderungan perdagangan yang termasuk salah satu yang tertinggi di dunia.

Transisi Vietnam dari perekonomian terencana terpusat ke perekonomian berorientasi pasar pada akhir tahun 1980an menghasilkan reformasi ekonomi yang signifikan dan membuka pintu bagi investasi dan perdagangan asing. Namun, mengelola mata uangnya di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi dan integrasi ke dalam perekonomian global telah menimbulkan tantangan bagi para pembuat kebijakan di Vietnam. Artikel ini menyoroti strategi pengelolaan mata uang Vietnam, mengkaji landasan teoritis dan implikasi praktisnya.

Inflasi
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi nilai Dong Vietnam adalah inflasi. Tingkat inflasi yang tinggi dapat menyebabkan penurunan nilai suatu mata uang. Dalam kasus Vietnam, inflasi merupakan masalah yang terus-menerus terjadi, dimana tingkat inflasi seringkali melebihi target yang ditetapkan oleh Bank Negara Vietnam (SBV). Misalnya, pada tahun 2022, tingkat inflasi Vietnam mencapai 4,5%, lebih tinggi dari target SBV sebesar 4%. Tingkat inflasi yang tinggi ini berkontribusi terhadap depresiasi Dong terhadap mata uang lainnya (Vietnamnet, 2022).

Ketidakseimbangan Perdagangan
Faktor lain yang mempengaruhi nilai Dong adalah ketidakseimbangan perdagangan Vietnam. Vietnam telah mengalami defisit perdagangan selama beberapa tahun, yang menyebabkan keluarnya mata uang asing dari negara tersebut. Arus keluar ini memberikan tekanan pada nilai Dong, karena terbatasnya pasokan mata uang asing yang tersedia untuk mendukung nilai tukar (Vietnamnet, 2022).

Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah juga berperan dalam nilai Dong Vietnam. SBV telah menerapkan sistem nilai tukar mengambang terkelola sejak tahun 1994. Di bawah sistem ini, SBV menetapkan paritas sentral untuk Dong terhadap sekeranjang mata uang utama dan memungkinkan nilai tukar berfluktuasi dalam kisaran 3% di sekitar mata uang sentral. paritas (Vietnamnet, 2022). Sistem mengambang yang dikelola ini dikritik karena terlalu membatasi dan tidak memungkinkan Dong untuk sepenuhnya mencerminkan kekuatan pasar, yang dapat menyebabkan ketidakselarasan nilai tukar dan berkontribusi pada rendahnya nilai tukar (Vietnamnet, 2022).

Peran Amerika Serikat
Amerika Serikat memainkan peran penting dalam membentuk perekonomian Vietnam melalui berbagai saluran, termasuk perdagangan, kebijakan moneter, dan pengaruh dolar AS. Vietnam adalah mitra dagang utama Amerika Serikat, dengan hubungan perdagangan bilateral yang mencakup berbagai sektor seperti manufaktur, pertanian, dan teknologi. Perubahan dalam kebijakan perdagangan AS, seperti tarif atau perjanjian perdagangan, dapat mempunyai implikasi langsung terhadap perekonomian Vietnam yang berorientasi ekspor dan mata uangnya.

Selain itu, keputusan kebijakan moneter Federal Reserve AS, khususnya perubahan suku bunga, mempunyai dampak besar terhadap aliran modal global dan sentimen investor. Vietnam, sebagai negara dengan ekonomi pasar berkembang, rentan terhadap pergeseran pasar modal global, dan pergerakan suku bunga AS dapat mempengaruhi aliran masuk atau keluar modal, sehingga mempengaruhi nilai tukar Dong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun