Implikasi Ekonomi
 Liberalisasi perdagangan telah menyebabkan meningkatnya persaingan, yang dapat mendorong inovasi dan menghasilkan metode produksi yang lebih efisien. Konsumen mendapat manfaat dari lebih banyak variasi barang dengan harga lebih rendah, sementara produsen mendapatkan akses ke pasar yang lebih besar. Namun, hal ini juga dapat menyebabkan perpindahan pekerjaan dan ketimpangan pendapatan, seiring dengan penyesuaian industri terhadap lingkungan kompetitif yang baru.
Tantangan di Abad ke-21Â
 Abad ke-21 menghadirkan tantangan baru bagi liberalisasi perdagangan internasional.  Meningkatnya proteksionisme, ketegangan geopolitik, dan perdebatan mengenai dampak globalisasi terhadap sosial dan lingkungan telah memperlambat laju liberalisasi.  Selain itu, ekonomi digital dan e-commerce menghadirkan area baru untuk pengembangan kebijakan perdagangan.
Tantangan Ekonomi
Pada awal abad ke-21 terjadi perlambatan globalisasi, dengan perdagangan global tumbuh lebih lambat dibandingkan PDB untuk pertama kalinya dalam 15 tahun pada tahun 2016. Perlambatan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk meningkatnya proteksionisme, ketegangan geopolitik, dan masih adanya hambatan yang tinggi dan dukungan negara di sektor-sektor utama. Terlebih lagi, tidak terikatnya proses produksi dan maraknya offshoring telah mengubah sifat keunggulan komparatif, sehingga menghadirkan peluang dan hambatan bagi negara-negara berkembang.
Tantangan Politik
 Sistem perdagangan internasional berada di bawah tekanan karena kekhawatiran bahwa tidak semua negara mematuhi aturan multilateral yang disepakati. Ada persepsi yang berkembang bahwa dukungan dan perlindungan negara masih tinggi, khususnya di sektor-sektor seperti pertanian, di mana distorsi pasar masih terjadi meskipun terdapat perjanjian perdagangan. Hal ini memunculkan seruan untuk melakukan reformasi dan modernisasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk mengatasi permasalahan ini dengan lebih baik dan memastikan persaingan yang sehat.
Tantangan Teknologi
 Revolusi digital telah memperkenalkan elemen-elemen baru ke dalam perekonomian global yang tidak sepenuhnya tercakup dalam aturan perdagangan tradisional. Dimensi kebijakan perdagangan jasa, kebangkitan ekonomi digital, dan pengelolaan rantai nilai global memerlukan pemikiran ulang kebijakan perdagangan untuk mengimbangi kemajuan teknologi.