Awal tahun 2014, saya baru menyadari bahwa saya sering sekali merasa sakit kepala dan leher. Pada waktu itu memang saya sedang sibuk menyelesaikan skripsi saya dan sedang di ambang batas kejenuhan. Kondisi tersebut membuat saya berkesimpulan bahwa sakit kepala saya yang seolah tiada redanya adalah pusing karene efek stress dan capai.
Oleh karena itu, saya hanya mengoleskan minyak yang berfungsi menghangatkan dan meredakan keletihan tubuh. Kesibukan dan tingkat stress yang meningkat membuat saya semakin tidak mempedulikan sakit kepada dan leher yang saya rasakan. Kalau sakit ya dioleskan minyak, tidur sehingga lama kelamaan saya kebal dengan rasa pusing dan sakit leher.
Sampai suatu ketika, di mana tingkat stress saya sudah berkurang, saya baru menyadari kembali tentang keluhan sakit kepala ini. Kala itu keluhannya menjadi banyak, termasuk tremor pada kedua tangan saya. Saya merasa terganggu dengan kesehatan yang demikian sehingga saya memutuskan untuk memeriksakan kesehatan saya ke dokter spesialis saraf.
Saya memilih periksa di RSUD di salah satu poliklinik saraf untuk bertemu dengan dokter spesialis sarafnya. Ketika bercerita tentang keluhan saya, dokter menyarankan untuk pindah poli yaitu ke poli jantung. Di poli jantung saya diminta melakukan rekam jantung karena menurut dokter spesialis jantung di situ, detak jantung saya tidak normal sepertinya. Oleh karena itu, saya melakukan rekam jantung dan setelah hasil keluar saya diminta kembai lagi ke poli saraf yang sebelumnya.
Di poli saraf, dokter mengatakan bahwa gejala yang ada kemungkinan menandakan bahwa saya terkena hipertiroid. Oleh karena itu, dokter spesialis saraf membuat rujukan kepada saya supaya periksa lebih lanjut ke dokter spesialis penyakit dalam karena memang tidak ada spesialis tiroid. Akhirnya saya memeriksakan diri ke salah satu dokter spesialis penyakit dalam.
Setelah berkonsultasi dan bercerita tentang keluhan yang saya rasakan, dokter langsung menyuruh saya untuk cek darah di laboratorium setempat. Menurut perkiraannya, berdasarkan pada gelaja yang nampak, memang menandakan hipertiroid sehingga setelah mengamati bagian leher depan dan memeriksa detak jantung maka cek darah merupakan cara utama untuk mengetahui kadar hormon tiroid dalam tubuh.
Hipertiroid adalah kondisi berlebihnya jumlah hormon tiroid. Hormon tiroid dihasilkan oleh tubuh melalui kelenjar tiroid atau biasa disebut dengan kelenjar gondok yang befungsi sebagai penyeimbang metabolisme tubuh. Hipertiroid bisa menyebabkan segala sesuatu yang ada di dalam tubuh bekerja dengan terlalu cepat (mempercepat metabolisme tubuh). Kelenjar tiroid terletak di bagian depan leher dan berfungsi untuk mengontrol metabolisme tubuh, mengolah makanan menjadi energi.
Metabolisme juga mempengaruhi kerja jantung, tulang, otot dan kolestrol. Tiroid memproduksi 2 hormon utama, yaitu tiroksin (T-4) dan triodotironin (T-3), hormon yang mengatur penggunaan lemak dan karbohidrat, mengatur suhu tubuh, kecepatan jantung dan produksi protein. Tiroid juga memproduksi kalsitonin, hormon yang mengatur kadar kalsium dalam darah. Oleh karena itu, hipertiroid akan sangat berbahaya bagi jantung, tulang dan dapat mengakibatkan thyroid storm (krisis tiroid).
Berdasarkan hal tersebut maka hipertiroid memiliki gejala-gejala sebagai berikut:
- Tangan gemetar (tremor), saya bahkan tidak bisa menulis.
- Sering pusing dan nyeri pada bagian leher sampai punggung.
- Cepat lelah meskipun beraktifitas ringan. Saya akan merasa sangat lelah ketika hanya menyapu kamar saya sendiri.
- Mudah berkeringat dan berlebih. Karena cepat merasa lelah, sehingga tubuh kita akan memproduksi jumlah cairan keringat secara berlebih. Sehari saya bisa ganti baju 3-4 kali karena hal ini.
- Seluruh badan terasa gemetar. Gejala ini saya rasakan ketika saya berdiri, santai atau bahkan ketika sedang beraktifitas.
- Jantung berdetak sangat cepat. Ketakutan, grogi, marah membuat jantung kita berdetak cepat, gejala hipertiroid, meskipun kita sedang dalam kondisi “baik-baik” saja, jantung kita akan tetap berdetak cepat.
- Gatal-gatal di seluruh badan tanpa disertai ruam merah pada kulit. Rasa gatal yang luar biasa ketika malam hari, membuat saya mengira bahwa saya alergi dingin meskipun tanpa ada ruam merah pada kulit saya.
- Berat badan menurun meskipun porsi dan waktu makan banyak dan teratur. Berat badan saya yang semula 53kg turun perlahan sampai dengan 43kg ketika menyadari gangguan dan kemudian periksa ke dokter (kurang lebih dalam jangka waktu 1 bulan).
- Perubahan jadwal menstruasi. Siklus menstruasi saya tidak hanya berubah namun juga kacau, tidak teratur.
- Sulit tidur, baik siang ataupun malam hari.
- Setelah makan, langsung BAB. Ini membuat saya menghindari makan di luar rumah hehehhe.
- Leher bagian depan membesar (bengkak).
- Setelah melakukan tes darah untuk mengetahui kadar hormon tiroid, kadar T-3, T-4 di atas normal.
Gejala-gejala tersebut mungkin berbeda untuk setiap orang, yang saya sebutkan ini merupakan gejala yang saya rasakan secara pribadi. Namun demikian, hipertiroid bisa disembuhkan dengan beberapa cara, antara lain:
Radioaktiv iodine (cairan yodium radioaktif): pengobatan ini dilakukan dengan cara mengkonsumsi cairan yodium radioaktif. Cairan ini akan menghancurkan kelenjar tiroid tapi tidak berbahaya bagi bagian tubuh lain. Perawatan ini hanya bisa dilakukan jika usia penderita diatas 50 tahun dan terjadi pembengkakan. Radioaktiv tidak dapat digunakan jika penderita sedang hamil, menyusui dan terkena tiroiditis.