Hatinya redup tanpa secercah harapan lagi
Matanyapun terus menitikkan air tanpa kunjung usaiÂ
Hari-harinya selalu dibenahi rasa yang tak tau apa arti dari semuanya
Seuntai pena menari dengan menghiasi alunan irama yang tak bernada
Mulut yang tak bisa lagi harus mengucap apa
Derai dada yang mengalir kencang dengan serpihan lara
Tuhan, semaunya hanyalah Engkau yang dapat mengetahuinya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!