Warga Islandia selain terkenal dengan literasi tinggi - konon buku adalah menjadi hadiah terbanyak pada saat seseorang ulang tahun -, juga bercita rasa estetis.
Nilai seni orang Iceland terwujud dalam bentuk sculpture, arsitek bangunan, fotografi, puisi dan sastra, musik dsb. Bahkan alam di sinipun seolah ikut berkesenian, menambah penguatan Iceland sebagai top destinasi wisata dunia yang tengah naik daun.
Karya - karya seni unik ini tersebar, dapat kita nikmati di area publik Reykjavik.
Sebelum chek in di hotel, rombongan tur diajak mampir di promenade pantai yang panjang nan indah. Meski redup, masih terguyur rintik hujan namun kemolekan promenade ini tetap terasa.
Salah satu karya ikonik terpajang permanen di sini. Yaitu sculpture modern futuristik. Berbentuk perahu. Patung ini berjudul Sun Voyager, penjelajah matahari. Karya seniman Islandia Jon Gunnar Arnason.
Panjang 9 meter, lebar 7 meter dan tinggi 18 meter. Sosok metal solid berkilat ini nongkrong nungging mencongklak di tepi laut. Menjejak bumi seolah siap berlayar menuju mentari.
Dengan puncak - puncak layar berbentuk trisula, sculpture ini diasosiasikan sebagai miniatur kapal Viking. Walaupun sebenarnya menurut sang pematung, bukan sepenuhnya tepat seperti itu.
Jan Gunnar mendekati sekarat, saat mengerjakan dan finalisasi sculpture ini, karena mengejar dead line batas waktu lomba. Jan menderita leukimia. Dan berpulang tak berapa lama kemudian setelah menyelesaikan Sun Voyager. Dirinya tak sempat menyaksikan  karya terakhirnya itu dipajang di tempat paling premium di pantai Reykjavik.
Sun Voyager atau Solfar dalam bahasa Islandia juara pertama kompetisi pematung Islandia.
Menurut Jan, kapal ini yang dilihatnya dalam mimpi saat sedang merancang patung yang akan diikutkan dalam lomba. Kapal metal ini dimaksudkan sebagai kendaraan kuat dan tangguh menuju harapan dan visi yang belum terealisir.
Sun Voyager adalah spirit dan energi. Sebagai pesan, agar setiap orang tak gampang menyerah untuk berjuang menggapai gegayuhan. Sebagaimana telah dilakukan Jan sendiri yang berhasil menyelesaikan legasi terakhirnya. Walaupun tengah tak baik - baik saja dan sekarat.
Usai mengagumi dan berfoto di Solfar, menyusur promenade sebentar, kita bertemu karya unik yang lain. Puluhan struktur besar kecil stone balancing, yakni tumpukan batu besar kecil bersusun - susun. Alami terserak di tepian laut. Menarik, bak miniatur puluhan pagoda. Entah berapa orang telah menyusun batu itu.
Meneruskan berjalan, puluhan meter dari stone balancing area, berdiri megah gedung opera dan konferensi. Yang disebut gedung Harpa.