Kemudian bertemu rekan rekan baru yang lain, di kantor pusat maupun  cabang. Pak Darwin Pasaribu, Jopy U, Samsul Hadi, Kusbarata, Ampi Lekahena, Dahliansah, Madjid, Bambang Warsito, Winarsa, Niken Probowati, Wagimin, Heru Bekti, Kuntoko, Sumardio, Alif Abadi, Herdianta, Susantono, Prastyahadi, Riman S Duyo, Eddy Nursewan, Kusmahadi, Enryani M, Adi S, Kules, Farid Padang, Agus Nazar dll.
Kemudian jajaran GM; pak Wasis, Atid Sakka, Ruslan, Anharudin Siregar, Sukirno, Darwin Hasan, Mantiri, Agus Salim, Arusi Rahman, Yarangga, Musa Sigading, Siloy, Ali Kasim, dll.
Semuanya nampak bersemangat bekerja di perusahaan pelabuhan ini. Semangat itu menjadi modal utama untuk membangun masa depan Pelindo4 yang lebih baik.
Hari itu saya resmi menjadi warga Pelindo4. Ada acara pisah sambut di lantai enam, perkenalan dengan warga lainnya ke setiap lantai. Juga acara pisah sambut khusus direktorat keuangan.
Penyambutan dan pentasbihan hangat penuh penghargaan dan harapan. Rasanya masih terharu kalau mengingat kembali kehangatan sambutan hampir 20 tahun lalu itu.
Hari itu pak Djarwo memimpin rapat direksi yang pertama kali. Ada banyak topik dan permasalahan yang dibahas. Namun ada satu pemahaman yang tidak terlupakan disampaikan pak Djarwo pagi itu. Yaitu pemahaman mengenai makna BOD, Board Of Directore, atau Dewan Direksi.
Seorang Direktur memiliki dua peran sentral. Yaitu yang pertama sebagai kepala dan penanggung jawab direktorat yang dipimpinnya. Yang kedua berperan sebagai salah satu anggota dari dewan direksi.
Peran pertama memiliki tanggung jawab bidang dan peran kedua adalah ikut dalam proses dan tanggung jawab dalam keputusan dewan direksi. Direktur Utama adalah koordinator BOD.
Untuk soliditas, koordinasi dan pemahaman antar direktorat akan diselenggarakan rapat BOD formil dan rutin. Minimal satu minggu sekali dengan tatap muka dan duduk bersama. Kala itu belum ada model rapat daring.
Tentu koordinasi intens ini akan membuat roda perusahaan berjalan dengan baik. Kepada pihak luar perusahaan BOD memiliki satu suara.
Usai rapat, pak Djarwo mengajak saya dan pak Fariz ngobrol di ruang dirut lantai 6. Pak Djarwo berpesan khusus. Pesan yang masih teringat hingga kini.
Kira kira pesan beliau adalah bahwa Pelindo4 berbeda dengan Pelindo2 dari size perusahaan. Tentu juga kekuatan cash flow, perilaku biaya yang harus dijalani jauh berbeda. Penghematan itu harus dijaga. Jumlah biaya tertentu yang tidak berarti bagi Pelindo 2 mungkin berdampak besar bagi Pelindo4. Aktivitas mesti berbasis cost effectiveness dan efisiensi.