3. Rio de Janeiro
Rintik gerimis menyambut kami di Rio. Pesawat Latam tumpangan mendarat kala hari mulai gelap. Rio de Janeiro gerimis kemalaman. Semoga tak membawa sawan.
Kota Rio yang pernah menjadi ibukota Brazilia ini adalah salah satu nomor yang ke sekian dalam Bucket list yang awak punya. Tempat yang ingin dikunjungi sebelum nanti waktu selesai menyertai.
Barangkali karena legenda Pele, new seven wonder patung Jesus, Copacabana beach, pantai Ipanema atau Samba Carnival yang membuat Rio layak menjadi target kunjung paling tidak sekali seumur hidup.
Dan petang ini, di akhir Februari yang basah dalam derai tipis curah hujan, bus rombongan Latam telah menyusur jalanan Rio. Menuju hotel di tepi pantai Copacabana, Copacabana beach yang melegenda.
Pesawat Latam membawa kami dari Sao Paolo. Terbang sekitar satu setengah jam sampailah di Rio kota cantik di tepian samudera Atlantik, Brazil bagian tenggara.
Latam adalah maskapai penerbangan terbesar di Latin Amerika. Dengan kantor pusat di kota Santiago Chile. Dengan cabang cabangnya tersebar di Brazil, Peru, Argentina, Kolumbia, Ekuador dan Paraguay. Selama di Latam mobilitas antar kota yang cukup jauh akan selalu menumpang pesawat armada Latam.
Oma Fatima adalah profil yang gampang dikenali, pemandu yang akan menyertai kami selama di Rio menyambut di bandara. Fatima pasti blasteran dari berbagai suku. Tinggi berkulit hitam, mancung profil bule, berambut putih cepak keriting. Fatima salah satu person bentukan yang menunjukan heteregonitas Brazilia.
Tak berselang lama meninggalkan bandara, bus menyusuri Avenue lebar sejajar garis pantai. Oma Fatima berujar dan menunjuk, itulah Cobacabana beach.
O ini to pantai yang sangat terkenal itu. Barry Manilow, musisi senior Amerika cukup terkenal menciptakan dan sekaligus menyanyikan lagu berirama disco, berjudul Copacabana. Ngehit kira kira awal awal tahun 2000 an di pesta pesta jojing. Bercerita tentang peristiwa adu jotos dan cinta yang putus di pantai ini.
Sayang petang ini Copacabana gerimis. Garis pantai landai nan panjang itu tidak jelas kelihatan. Hanya sekali kali nampak pasir putih menghampar ketika lampu sorot menerpa.