Seolah dibantu sihir Merlin, gol ke tiga Lucas Moura di menit 96 membuat langit Amsterdam runtuh.
Ajax tersingkir dari laga Liga Champions dikandang sendiri. Di stadion Johan Cruijff, Amsterdam. Lapar juara dalam 23 tahun penantian pupus sudah. Energi kemenangan berubah duka.
Ribuan pendukung kecewa, menangis di kota sendiri. Mimpi juara itu sirna, dibuyarkan matahari Lucas Moura winger Spurs.
Para pemain Ajax tumbang berserakan, menelungkup di lapangan hijau. Kostum merah putih di atas lapangan hijau itu, bak tissue terendam air. Nglumpruk tak berdaya. Sang pelatih Ajax, Erik Tein Hag hanya terbengong seperti Manekin pajangan. Mati rasa mendapat jabat tangan hangat dari Pochetinno, pelatih Tottenham yang sangat gembira.
Membayangkan Tram tram di kota Amsterdam, dipadati penumpang penumpang yang tertunduk lesu saling membisu. Pulang ke rumah tanpa semangat. Para pengunjung kafe kafe di sekitar Dam Square dan Dam Straat menenggak Beer kesedihan. Heineken termahal, karena tercampur rasa kecewa yang dalam.
Kalau saja, seandainya, misalnya. Menjadi kata kata terbanyak, dalam diskusi allegori kekalahan pedih dramatis tim pujaan.
Ajax sering berjaya di kandang lawan, dan rontok di kandang sendiri. Tahun lalu, di ajang yang sama ditumbangkan Real Madrid di Amsterdam. Setelah sebelumnya di leg 1 berjaya menang tandang di Santiago Barnebeu, kandang Madrid.
Dan sekarang, kalah lagi oleh Spurs dengan momen amat mirip tahun lalu. Menang 1 gol di kandang Spurs. Dan kalah 3 - 2 di kandang sendiri. Kebalikan dengan momen kekalahan yang diderita Barcelona. Selalu kalah tandang.
Whats wrong with you Ajax?
Pertandingan leg 2 babak pertama. Filosofi Total Football ala Johan Cruijff telah diterapkan Ajax dengan militan. Menghasilkan 2 gol cepat di menit ke 5 dan menit ke 35.
Ajax unggul aggregate 3 - 0.
Di babak ke dua, gaya permainan Ajax mengembara ke Italia. Cenderung bertahan mengadop gaya Cattenatio yang sering diterapkan timnas Itali. Untuk menjaga keunggulan aggregate 3 gol, Ajax menggerendel gawang dengan pagar betis berlapis. Serangan mengendor. Merasa aman.