Budapest, keindahan berjalin kemegahan ditepi sungai Danube
Pagi ini, kami meninggalkan Kota Ljubljana, ibukota Slovenia. Juga mengucapkan perpisahan dengan Melati sekeluarga. Melati akan kembali ke kotanya, antara Ljubljana dan Bled. Kami melanjutkan perjalanan ke arah yang lain, ke kota termegah di Eropa Timur....Budapest. Disana kami akan bertemu orang Indonesia yang lain... Â mas Kris, asli Semarang.
Tiga negara Balkan pecahan Yogoslavia; Bosnia, Kroasia dan Slovenia telah dikunjungi. Masih ada satu negara Balkan baru yang menjadi tujuan, yaitu Serbia. Namun sebelum ke Serbia, kami akan mengunjungi Hungaria terlebih dahulu.
Meninggalkan Slovenia, terkenang perang Etnis, penyebab pecahnya Yugoslavia.
Ibu kota Serbia saat ini, adalah juga ibukota Yugoslavia saat itu, yaitu kota Belgrade, atau Beograd.
Sebelum terjadi perpecahan Yugoslavia menjadi  negara Balkan baru ( Slovenia, Kroasia, Bosnia, Serbia, Montenegro, Kosovo, Macedonia ) negara ini berbentuk Republik Federasi. Republik Yugoslavia, dengan Presiden yang kuat Josif Broz Tito. Kita semua kenal Josif Tito sebagai sahabat dekat Presiden pertama kita Soekarno. Lima sahabat Soekarno, Tito, Nehru PM India, Naser Presiden Mesir, Nkrumah Presiden Ghana bersepakat mendirikan Gerakan Non Blok, Non Alliance Movement.
Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung, diikuti lebih dari seratus Negara menyepakati gerakan ini. Gerakan Non Blok sebagai kehendak negara netral. Tidak bergabung ke blok NATO dipimpin Amerika, maupun blok Pakta Warsawa, dikomandani Uni Soviet.
Josif Broz Tito, adalah pemimpin yang Kharismatik dan sangat kuat. Tito adalah orang Kroasia beristri dari Serbia. Pemimpin yang terlalu kuat, namun tidak secara khusus menyiapkan penerus penggantinya. Banyak tokoh tokoh kuat disekitarnya, yang diam diam saling bersaing, untuk menjadi pengganti Tito.
Ketika Tito mangkat tahun 1980, persaingan itu memperoleh pemicunya. Disepakati, Negara dengan pemimpin kolektif. Dengan pemimpin bersama, Delapan orang tokoh dari berbagai Etnis. Kepemimpinan Kolektif ini tidak solid, semuanya ingin mengedepankan kepentingan etnisnya masing masing.
Terjadilah perpecahan, Kroasia dan Slovenia menyatakan merdeka. Terjadilah perang saudara yang berdarah dan memilukan.
Melalui serangkaian perundingan dan misi damai, terjadilah negara Balkan baru seperti saat ini. Sang tokoh Presiden Serbia, Slobodan Milosevic, pembantai etnis Bosnia , meninggal di penjara. Saat itu, Milosevic sedang menjalani proses pengadilan Internasional di Den Haag Belanda.