Mohon tunggu...
Gerri Mulyawandry
Gerri Mulyawandry Mohon Tunggu... Pustakawan - ronapena

Pustakawan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bangsa Diambang Kebodohan

22 Maret 2012   02:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:38 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melihat kondisi bangsa ini sekarang, saya jadi teringat akan sebuah film yg berjudul Idiocrazy. Film yg diproduksi tahun 2006 tersebut mengisahkan tentang keadaan suatu negara di peradaban modern, namun disini tidak menceritakan soal kemajuan IPTEKnya melainkan menurunnya kemampuan intelektual manusia.

Lalu apa kaitannya antara keadaan bangsa ini sekarang dengan film Idiocrazy? Sangat erat kaitannya karena bisa jadi bangsa ini mempunyai potensi ke arah situ, walaupun untuk saat ini masih jauh seperti yg terjadi pada film tersebut. Pada film Idiocrazy diceritakan bahwa keadaan suatu negara telah berada pada kondisi yg sangat sembrawut, dimana dengan kecanggihan teknologi yg serba instan tidak diiringi dengan kemajuan intelektual manusianya itu sendiri. Persis seperti jaman jahiliyah dimana peradaban manusianya sangat memprihatinkan  karena tidak memiliki keilmuan dalam aspek kehidupan.

Apa yg terjadi sekarang dengan bangsa ini pun tidak jauh berbeda dengan apa yg dikisahkan film Idiocrazy. Bila boleh saya katakan, sekarang bangsa ini mengalami kemerosotan. Bahkan jauh lebih baik pada saat jaman perang kemerdekaan yg dinakodai beberapa pahlawan dari segi pemikiran² dan tindakannya yg hebat, abaikan dari segi kecanggihan teknologi. Tapi yg bisa diambil pelajaran adalah bagaimana suatu pemikiran dan persatuan bisa mengalahkan teknologi, contohnya hanya dengan bambu runcing bisa mengalahkan panser² milik Belanda.

Bangsaku kini..... Masih seperti dulu kaya akan sumber daya alam, namun mengapa rakyat tidak bisa menikmatinya dari apa yg bangsa ini punya? Dari lahir mereka sudah berpijak di bangsa yg besar ini tapi kemiskinan terus meningkat. Kita yg punya tapi bangsa lain yg mengambil alihnya, sehingga kita tunduk dengan kebijakan luar karena memang kita hanya penonton saja.

Bangsaku kini..... Memiliki generasi penerus yg pintar, namun mengapa mereka tidak bisa berbicara di negerinya sendiri? Seperti acuh tak acuh bangsa ini memperhatikan mereka yg berprestasi di bidangnya masing². Hingga akhirnya bangsa lain pun merayunya untuk bergabung. Hanya yg manut diperjuangkan dan bagi yg pintar dibiarkan karena akan mengancam kestabilan kekuasaan.

Bangsaku kini..... Budaya malu bukan suatu hal yg hina lagi, dimana korupsi merajalela tanpa ada henti²nya dari hari ke hari. Seakan sudah dianggap suatu hal yg biasa dalam berbagai transaksi kehidupan dengan mengenyampingkan etika seorang manusia yg beragama.

Bangsaku kini..... Bilamana sebuah peraturan tidak bisa ditegakkan secara adil, kekerasan lah jalan keluarnya. Bak seperti hukum rimba, siapa yg kuat dia yg menang. Premanisme semakin bermunculan, tidak pandang tempat dan orang, siapapun bisa dilibasnya.

Bangsaku kini..... Semakin pintar seseorang, semestinya semakin hebat pula kebijakan yg dibuat. Namun yg ada saat ini kebijakan yg dibuat nyeleneh dan tidak cantik. Mengedepankan keputusan pragmatis tanpa memikirkan efek kedepannya, sehingga tidak memberikan unsur mendidik kepada rakyat.

Bangsaku kini..... Kepada siapa mesti mengadu? Tuhan sudah pasti sering mendengar keluhan ini. Tinggal menaruh harapan pada pemimpin di dunia nyata ini untuk realisasinya. Namun saat ini tidak ada sosok pemimpin yg mau mendengar dan bertindak apa yg dikeluhkan rakyat untuk menuju keadaan yg lebih baik. Mempunyai pemimpin namun tidak merasakan sosok pemimpin sebenarnya.

Kalau sudah begini imajinatif saya pun muncul, dimanakah Superman saat ini berada?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun