Mohon tunggu...
MULYATI
MULYATI Mohon Tunggu... Guru - ASN

menulis adalah menciptakan ruang untuk mencurahkan segala ekspresi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Setelah Kau Tiada

2 Maret 2019   12:29 Diperbarui: 2 Maret 2019   12:58 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setelah Kau Tiada

Ayah, ada banyak sekali rasa yang berkecamuk di dalam dada
Rasa sedih, menyesal, kalut dan kehilangan
Bercampur baur bersautan
Ada semacam limbung arah dan kehilangan pelindung yang kami rasakan

Ketika semua dengan opini kepala masing-masing
Mengutarakan lara hati kehilangan
Yang terkadang justru berujung adu mulut
Saling menyakitkan

Ayah, kami kehilangan arah tanpamu
Kami kehilangan tongkat pemandu jalan
Untuk kami menata kembali kehidupan

Bukan, bukan soal harta warisan yang kami sesalkan
Tapi sosokmu yang terlanjur jadi panutan
Kehilanganmu kami tersadarkan
Bahwa hidup kami hampa berserakan

Ayah, bagi kami yang belum sempat membahagiakan
Maafkan atas segala kenakalan
Hanya doa yang akan slalu kami panjatkan
Semoga Kau istirahat dengan tenang

Purworejo, 27 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun