Ibu sebagai pendidikan pertama dan utama, amat bijak bila dengan sepenuh jiwa raga "mewakafkan" diri pada tumbuh kembang anak. Ibu harus menyehatkan dan memberi kehidupan yang gemilang bagi anak di mulai dari pemberian ASI (air susu ibu) secara optimal kepada anak. Demikian disampaikan Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Surabaya KH. Imanan dalam Seminar Muslimah bertema "Peran dan Tanggungjawab Wanita Muslimah" yang diselenggarakan MUI Surabaya di Auditorium The Millennium Building SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, 7 April 2016.
Langkah itu, lanjut KH. Imanan, selaras dengan perintah Allah SWT dalam firmanNya dalam al-Quran, bahwa: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan," (QS al-Baqarah: 233). Jangka waktu 2 tahun memberi ASI pada anak bahkan disuratkan sejara gamblang dalam al-Quran. Supaya para muslimah benar-benar memahami dan mena'ati dengan baik perintah memberi ASI secara optimal pada anak.
Diceritakan, dari pengamatannya, ASI banyak manfaatnya. Disebutkan paling tidak ada dua manfaat jika seorang ibu memberi asupan ASI pada anak secara optimal. Pertama sebagai sumber kehidupan anak. Di mana seorang ibu mendidik anak untuk memberi cinta yang tulus, keramahan, dan kedekatan lahir-batin. Kemudian yang kedua, pengoptimalan ASI dapat mencegah kanker. ”Kalau hikmahnya diketahui seorang ibu, maka seorang ibu non muslim sekalipun berbondong-bondong mencari Islam karena menganjurkan ajaran yang sangat mulia,” katanya.
Beda dengan memberi susu formula, lanjut KH Imanan. “Kalau disusui pakai formula, dari susu sapi, kambing, dan lain-lain, nyuwun sewu, jangan salahkan anak-anak kalau karakternya seperti sapi,” terang dia. Untuk itu, pria berkcamata ini mengatakan seorang ibu yang baik harus memberikan asupan ASI secara optimal kepada anak. ”Saya menganalisa, pengidap kanker payudara di RSUD Dr. Soetomo rata-rata adalah wanita karir. Itu barangkali penyebannya, karena yang seharusnya ASI dikeluarkan kok malah tidak dikeluarkan,” pungkas Kyai Imanan.
Bidan Puskesmas Pacarkeling Surabaya Desy Ana Yundari, A.Md.Keb. membenarkan analisa KH Imanan. Memberi ASI pada anak, menurut Desy amat kaya manfaat. ASI menjalin kedekatan lahir-batin ibu dan anak (bounding attachment). ASI mengandung gizi seimbang yang sesui dengan kebutuhan anak (bayi). ASI mengandung antibodi sehingga anak tidak mudah sakit. Dan, ASI juga hemat, prktis, efektif, efisien. Suhunya sesui suhu anak dan mengobati segala penyakit. ”Jika anak sakit dapat diobati dengan memberi asupan ASI,” katanya.
Selain itu, manfaat memberi asupan ASI pada anak adalah dapat mencegah penyakit kanker payudara. Selanjutnya, ilmu kesehatan dunia menegaskan fase menyusui yang baik dan benar ada dua fase. Pertama, tahapan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan. Dan, kedua, di usia mulai 7 bulan hingga 2 tahun pemberian ASI dibantu dengan asupan makanan bergizi lain. ”2 tahun memberi asupan ASI pada anak berarti menyempurnakan diri menjadi Ibu seutuhnya. Berarti pula seorang ibu memberi pendidikan utama, yaitu mengajari cinta kasih tulus seorang ibu kepada anak,” tukas Desy. (mulyanto)
Ilustrasi: Dokpri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H