Mohon tunggu...
mulyanto
mulyanto Mohon Tunggu... Administrasi - belajar sepanjang hayat

Saya anak petani dan saya bangga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pesan Bapak Sebelum Cerai

1 Desember 2020   14:26 Diperbarui: 1 Desember 2020   15:20 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak. Mau ngajak duel aja sama Bapak."

"Aih. Mulutmu, Ben."

"Abisnya Bapak hanya sabar-sabar aja dari tadi."

"La iya memang wajib sabar Ben. Kamu maunya apa selain sabar, heh?"

"Cerai aja, Pak?"

"Astahgfirullohal adziiim ya Allah. Kamu mau ceraikan istrimu, Ben?"

"Karena dia begitu pak. Nyebelin."

"Kamu sabar, Ben. Kamu harus kuat. Harus kontrol hatimu. Kendalikan lahir batinmu. Jangan main-main dengan kata laknat itu. Sabar. Tak bunuh aja kamu."

Jongben tertunduk dan mengkerut.

"Anakmu dua sedang butuh cinta sayangmu. Istrimu baik. Allah memberimu anugerah luar biasa dalam hidup kalian. Punya rumah mobil dan sandang pangan tak kurang-kurang. Kamu jangan macam-macam dengan karunia Allah ini."

Bapak menghela nafas sejenak. Jongben tertunduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun