Maukah kamu mendengarkan satu rahasia kecil tentang aku dan pacarku? Jika iya mohon jangan beranjak dulu. Dengarkan terus ceritaku. Dan, mohon jangan dulu jemu.
Aku adalah perempuan 30 tahun, sudah bersuami dan punya dua anak. si putri sudah SD kelas 5, taun depan naik kelas 6 dan satunya si putra taun depan sekolah SD. Suamiku orang yang baik, hanya saja dia belakangan ini suka mengabaikanku, mengabaikan keluarga kecil kami. Sudah 4 tahun ini.
Suamiku tak seperti dulu. Entahlah dia ke mana saja setiap malam hingga larut bahkan tak pulang. Aku tak yakin dia punya simpanan wanita lain. Dia itu setia. Tanggungjawab. Sejak pulang dari Thailand kami agak kurang harmonis sampai malam ini.
8 tahun lalu, saat sama-sama merantau ke Negeri Seribu Pagoda itu aku bagai ratu buat dia. Dan dia rajaku. Aku bagai bunga dan dia kumbangku. Tak ada jeda aku dihinggapi. Kini aku dianggurin.
Bisa dibayangkan. Malam Jum'at loh ini. Aku digantung bagai jemuran. Rasanya gimana gitu. Kalau bukan karena anak-anakku, dia sudah kudaftarkan ke pengadilan agama. Duh Gusti. Paringono sabar sak akeh-akehe nang atiku.
Jujur sambil menulis ini aku nangis loh, teman. Dada rasanya sesak memikirkan semuanya. Nyaris tak kuat. Tapi gimana lagi.
Namun semua ada hikmahnya. Kini beruntung di hidupku ada Mas Sori. Dia yang selalu ada untukku. Selalu mewarnai hampaku. Selalu menyelimuti gigilku. Selalu di hatiku. Ya meskipun hanya lewat telepon dan WA. Mas Sori adalah kakak kelasku semasa SMA dulu. Aku kenal dan jatuh cinta padanya saat dia kelas 2 aku kelas 1.
Kini biarkan suamiku abai. Biarin cintanya dihanyut ombak dan tak kembali. Aku punya Mas Sori dan kedua malaikat kecilku.
Mas Sori sangat perhatian padaku. Sangat beda. Aku, entah ini dosa atau tidak, aku tak peduli. Aku sekarang sangat jatuh cinta lagi padanya.
"Aku tak mau mendoakan suamimu mati, Dek Mav. Tapi semoga ada kesempatan kedua untuk aku bisa memiliki kamu seutuhnya," katanya Malam Rabu kemarin. Dia serius mengatakan itu. Aku merasakan betul getaran suaranya sampai dengan jernih di telingaku. "Aku sangat mencintaimu, Sayangnya orang," katanya lagi.
Aku ngakak di sini malam itu. Dan ini barusan dia hanya sebentar meneleponku. Katanya dia ada urusan di kantornya. Aku kangen sebenarnya sama dia. "Sayangnya orang baik-baik ya. Sana temeni anak-anakmu makan dulu," katanya tadi bakda maghrib. Aku mengiyai lalu kami udahan teleponannya. Dan kami tak berkomunikasi lagi sudah itu sampai selarut ini.