Mohon tunggu...
mulyanto
mulyanto Mohon Tunggu... Administrasi - belajar sepanjang hayat

Saya anak petani dan saya bangga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berdustalah Biar Keren!

7 Juni 2016   10:23 Diperbarui: 7 Juni 2016   10:27 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejauh ini masih banyak orang berdusta karena ingin aman, ingin selamat, dan ingin tenang. Padahalal mana mungkin dusta dapat menenangkan, menyelamatkan, dan mengamankan. Yang ada oleh sebab berdusta manusia akan celaka di dunia dan di akhirat.

Lihat saja, sebagian orang yang berdusta terbukti keren, beken, dan terkenal lewat berbagai media. Di TV, koran, dan media sosial selalu membicarakan si pendusta ini. Lagi pula wajah pendusta adalah wajah kriminal. Kerjapan matanya pun terbaca kalau dia pendusta.

Sebenarnya buat apa sih berdusta? Terus teranglah, tidak penting terlihat ganteng/cantik dengan berdusta, terlihat menyenangkan dengan berdusta, atau terlihat pintar dengan berdusta. Berdusta hanya menumpuk noda hitam yang menggelapkan hati juga wajah.

Kalau direnungi sebenarnya dusta kita tidak hanya pada sesama manusia, kepada Allah Tuhan sekalian alam pun, kita sering berdusta. Dan sebenarnya inilah dusta yang sebenar-benar dusta.

Misalnya bagi umat muslim, ketika mengangkat kedua tangan bertakbir dalam shalat atau berdzikir: Allahu Akbar (Allah Maha Besar) lalu yang terjadi hanya "mengakui" di bibir saja, tidak di hati. Setelah takbir tidak benar-benar mengakui Allah Maha besar sehingga kita hina dan sangat tiada artinya. Harusnya.

Bahkan data dari sebuah media swasta nasional mengungkap, pelaku korupsi adalah mayoritas umat Islam. Yang setiap shalat selalu mengagungkan Allah. Tetapi kenapa saat bekerja Allah ditinggal di sajadahnya. Naudzubillah.

Lalu apa obat mujarab supaya kita tidak berdusta? Penulis berpendapat ada dua hal. Pertama Allah menyelamatkan, mengamankan, dan menenangkan setiap pribadi yang jujur tak ada dusta. Kedua, meyakini dan mengimani Allah maha mengetahui segala sesuatu, sehingga takutlah kepada Allah saja, bukan pada atasan (manusia). Ingat kejamnya azab Allah sungguh nyata.

"Sesungguhnya azab Allah benar-benar keras." (QS Al Buruj: 12).

Semoga yang sedikit ini mampu menggugah saya pribadi, keluarga, dan pembaca yang baik sebagai refleksi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dimulai dari Bulan Suci Ramadhan ini. Aamiin.

Pamekasan, 6 Juni 2016. 20:14

Mulyanto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun