Mohon tunggu...
MULYANI ANGGY PUTRI
MULYANI ANGGY PUTRI Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Dasar Sekolah Menengah Pertama

CGP Angkatan 1-Kota Pekanbaru-Riau _SMPN 37 Fasilitator : Budi Hartono Guru Pendamping: Fitria Novita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.2.A.9-Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

22 April 2021   16:23 Diperbarui: 22 April 2021   17:00 9063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

7. Modal Agama dan budaya

  • Upaya pemberian bantuan empati dan perhatian, kasih sayang, dan unsur dari kebijakan praktis (dorongan utama pada kegiatan pelayanan). Termasuk juga kepercayaan, nilai, sejarah, makanan, warisan budaya, seni, dan lain-lain.
  • Kebudayaan yang unik di setiap daerah masing-masing merupakan serangkaian ide, gagasan, norma, perlakuan, serta benda yang merupakan hasil karya manusia yang hidup berkembang dalam sebuah ruang geografis.
  • Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas, baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi juga perilaku atau amalan.
  • Identifikasi dan pemetaan modal budaya agama merupakan langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, termasuk kelembagaan dan tokohtokoh penting yang berperan langsung atau tidak langsung di dalamnya. - Sangat penting kita mengetahui sejauh mana keberadaan ritual keagamaan dan kebudayaan yang ada di masyarakat serta pola relasi yang tercipta di antaranya dan selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama.
  • Koneksi atau hubungan materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ini dapat dikaitkan dengan materi di modul sebelumnya yakni filosofi pemikiran KHD tentang tujuan pendidikan dan pengajaran yang berada di modul 1.1, nilai dan peran guru penggerak di modul 1.2, Menentukan Visi Sekolah yang dapat dilaksanakan melalui pendekatan inkuiri apresiatif dalam BAGJA di modul 1.3 dan budaya positif di modul 1.4 yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan di sekolah.

Dari pembelajaran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di modul 3.2 ini saya telah menemukan hal baru yang tidak saya ketahui dan pahami sebelumnya dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada di sekitar sekolah secara kreatif agar program pendidikan yang ingin dicapai dapat terlaksana secara maksimal. 

Selama ini saya memiliki pola pikir yang selalu berfokus pada apa yang kurang, apa yang mengganggu dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya saya lihat dengan cara pandang negatif yang semakin lama telah membuat saya lupa akan potensi kekuatan yang ada disekitar saya untuk dioptimalkan. Hal ini kiranya telah mengakibatkan saya menjadi ragu dalam melaksanakan setiap program yang akan dijalankan. 

Bahkan program itu cenderung tidak berjalan yang sering terkendala karena menghadapi persoalan keuangan, sarana dan prasarana sebagai akibat dari pandangan negatif serta minimnya upaya untuk membangun potensi yang ada di sekitar saya secara kreatif atau dalam menyampaikan ide-ide kreatif dalam kosistem sekolah. 

Namun sekarang saya telah mengetahui dan memahami bagaimana cara mengelola sumber daya sebagai pemimpin pembelajaran secara optimal dengan menggunakan pendekatan berbasis asset serta dapat memberdayakan seluruh asset yang ada di sekitar komunitas dengan strategi yang kreatif berdasarkan pemetaan 7 aset utama menurut Green dan Haines (2002) yang telah saya pelajari di Program Guru Penggerak pada modul 3.2 ini. Semoga tulisan ini juga dapat bermanfaat bagi pemerhati pendidikan serta guru dalam sebuah komunitas pendidikan atau sekolah yang ingin mengoptimalkan pemberdayaan aset atau modal utama sebagai sumber daya yang ada di sekitar kita dalam mendukung berjalannya program yang sering kali terkendala sebagai akibat dari minimnya faktor pendukung yaitu keuangan, sarana dan prasarana baik di daerah desa maupun perkotaan agar tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat berjalan dengan lancar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun