Pengembangan Diri dan Karier Anggota Tim
Kepemimpinan situasional mendukung pertumbuhan karier anggota tim melalui bimbingan dan pendelegasian tugas yang sesuai. Blanchard (2007) menyatakan bahwa pendelegasian yang tepat dapat meningkatkan keterampilan dan rasa tanggung jawab pengikut.
Meningkatkan Kepuasan Kerja dan Motivasi
Ketika pemimpin dapat menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan kebutuhan tim, motivasi dan kepuasan kerja pengikut meningkat karena mereka merasa dipahami dan didukung (Northouse, 2018).
Model ini digunakan karena tidak semua bawahan berada pada tingkat kesiapan yang sama. Setiap individu dalam tim mungkin memiliki tingkat kompetensi dan komitmen yang berbeda terhadap tugas mereka. Dengan menyesuaikan gaya kepemimpinan berdasarkan kesiapan bawahan, pemimpin dapat:
- Mengoptimalkan hasil kerja dan efektivitas tim.
- Mengurangi ketegangan dan frustrasi di antara anggota tim.
- Meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri bawahan.
Untuk menerapkan gaya kepemimpinan situasional secara efektif, pemimpin dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
Evaluasi Tingkat Kesiapan dan Kemampuan Anggota Tim
Langkah pertama adalah menilai kompetensi dan komitmen anggota tim. Menurut Robbins dan Judge (2013), memahami tingkat kemampuan dan motivasi setiap anggota tim sangat penting dalam memilih gaya yang tepat.Memilih Gaya Kepemimpinan yang Sesuai
Setelah menilai kesiapan anggota, pemimpin memilih gaya yang tepat. Misalnya, gaya directing cocok untuk anggota baru atau yang kurang pengalaman, sedangkan gaya delegating cocok untuk anggota yang sudah mandiri (Yukl, 2013).Umpan Balik dan Evaluasi Berkelanjutan
Kesiapan anggota tim bisa berubah, sehingga penting bagi pemimpin untuk melakukan evaluasi berkelanjutan agar gaya kepemimpinan tetap relevan (Northouse, 2018).Komunikasi yang Efektif
Robbins dan Judge (2013) menekankan bahwa pemimpin situasional harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik untuk memastikan bahwa setiap instruksi, dukungan, dan umpan balik dapat tersampaikan dengan jelas.
Pemimpin harus menilai tingkat kesiapan atau kematangan bawahan terlebih dahulu. Dalam model ini, kesiapan bawahan dibagi menjadi empat tingkat:
- R1: Rendah (tidak mampu dan tidak mau atau tidak percaya diri).
- R2: Rendah (tidak mampu, tetapi mau atau percaya diri).
- R3: Sedang (mampu, tetapi tidak mau atau tidak percaya diri).
- R4: Tinggi (mampu dan mau atau percaya diri).
Berdasarkan tingkat kesiapan tersebut, pemimpin kemudian memilih gaya kepemimpinan yang sesuai:
- Jika bawahan berada di tingkat R1, pemimpin menggunakan gaya S1: Directing.
- Jika bawahan berada di tingkat R2, pemimpin menggunakan gaya S2: Coaching.
- Jika bawahan berada di tingkat R3, pemimpin menggunakan gaya S3: Supporting.
- Jika bawahan berada di tingkat R4, pemimpin menggunakan gaya S4: Delegating.