Mohon tunggu...
Mulya
Mulya Mohon Tunggu... Dokter - General Practitioner

Life | Book | Music

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Buku: Bagaimana Demokrasi Mati (Steven Levitsky & Daniel Ziblatt)

10 Februari 2024   01:11 Diperbarui: 10 Februari 2024   01:14 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Menuju pemilu kalau ada satu buku yang wajib dibaca, maka buku itu adalah buku karya Steven Levitsky & Daniel Ziblatt yang berjudul How Democracies Die ( Bagaimana Demokrasi Mati). Buku ini menjelaskan tentang hal-hal apa saja yang membuat demokrasi di suatu negara bisa mati.

Mungkin kita mengira demokrasi mati salah satunya disebabkan oleh  terjadinya kudeta militer, tapi ternyata Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt punya pandangan lain. Menurut mereka demokrasi bisa mati bukan hanya disebabkan oleh kudeta militer. Demokrasi bisa mati perlahan-lahan dengan terpilihnya pemimpin-pemimpin yang otoriter, dimana ketika berkuasa ia merubah aturan-aturan main, menyingkirkan pemain-pemain lawan (oposisi), membatasi kebebasan sipil dan berkompromi dengan wasit yang mengatur aturan negara.

Dalam buku ini, mereka juga memberikan gambaran pemimpin yang berperilaku otoriter. Mereka menjelaskan ada empat indikator kunci yang menunjukkan pemimpin yang otoriter.

Pertama adalah penolakan terhadap aturan-aturan main yang demokratis, dimana mereka cenderung menolak atau bahkan membatalkan konstitusi.

Kedua adalah menolak legitimasi lawan politik, dimana mereka cenderung menganggap lawan politiknya adalah ancaman terhadap eksistensi, menuduh lawan politiknya sebagai kriminal, antek asing, dan lain-lain.

Ketiga adalah anjuran terhadap kekerasan, dimana mereka biasanya mendukung atau menyetujui kekerasan yang dilakukan oleh pendukung-pendukung mereka.

Keempat dan yang terakhir adalah pembatasan terhadap kebebasan sipil termasuk media, dimana mereka cenderung mendukung kebijakan-kebijakan yang membatasi kebebasan sipil, mengancam orang-orang yang mengkritiknya, membatasi protes dan kritik, dan sebagainya.

Lantas bagaimana cara kita menjaga demokrasi agar tidak mati?

Jangan sampai pemimpin yang akan kita pilih memiliki ciri-ciri empat indikator yang sudah dibahas dalam buku ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun