Mohon tunggu...
Mulyadi
Mulyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

MAHASISWA IAIN PAREPARE

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pola Interaksi Sosial Antara Umat Islam dan Towani Tolotang di Kabupaten Sidenreng Rappang

7 Januari 2025   16:34 Diperbarui: 7 Januari 2025   16:34 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan proses sosialisasi untuk mempelajari cara hidup dalam masyarakat, yang membantu mereka mengembangkan potensi diri, baik sebagai individu maupun anggota kelompok, sesuai dengan norma yang berlaku dalam komunitas tersebut. Proses ini dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Dari interaksi kecil tersebut kemudian lambat laun berkembang menjadi  relasi antar sesama manusia dan bahkan bisa menjadi hubungan antar umat yang berbeda paham dan kepercayaan tertentu.

Dalam kehidupan sehari hari interaksi sosial itu penting karena manusia pada akhirnya merupakan makhluk sosial. Lingkungan yang multiculture merupakan lingkungan yang memiliki keberagaman dalam beberapa aspek seperti perbedaan  bangsa, agama, ras, budaya dan lain sebagainya. Kadang kala dalam  kehidupan di lingkungan yang multicultural itu terdapat kendala dalam beraktivitas karena adanya perbedaan paham dan ideologi kelompok sehingga perdebatan bahkan perselihihan muncul  di lingkungan yang multicultural. Jadi, dalam artikel ini akan membahas. Kabupaten  Sidenreng Rappang merupakan salah satu  kabupaten  yang terletak di Sulawesi Selatan yang mana Islam merupakan agama yang menjadi mayoritas disana. Namun selain islam, terdapat pula agama pra-islam yang dikenal dengan Towani Tolotang  yang hidup berdampingan dengan agama islam. Oleh karenanya dalam  artikel ini akan dibahas  mengenai bagaimana bentuk dan  pola interaksi antara agama Islam dan Towani tolotang di  Kab. Sidenreng Rappang.

Moderasi beragama adalah bentuk sikap  menekankan pentingnya toleransi antar umat beragama demi terbentuknya kehidupan harmonis meski di lingkungan yang multicultural. Salah satu contohnya tercermin dari islam dan Towani Tolotang di Kab. Sidenreng Rappang yang hidup berdampingan satu sama  lain. Tentu  proses interaksi  antara keduanya bisa terjalin dengan baik  melalui konsep moderasi beragama. Solidaritas yang dimiliki oleh kelompok Masyarakat Towani Tolotang tidak hanya mareka tunjukkan dalam sesama anggota kelompok, tetapi juga antar kelompok khususnya masyarakat muslim di Kabupaten Sidrap. Salah satu bentuk solidaritas diantara  keduanya yakni dengan  kerja sama yang  baik bila ada tolotang yang  akan pindah rumah maka dia akan memanggil keluarga, kerabat, maupun teman yang beragama islam untuk bahu membahu dalam memasak, mengangkat dan membangun rumah, dll. Contoh  lainnya Ketika hari raya idul adha Ketika umat islam disana berkurban  maka kerabat dan keluarga dari tolotang akan membantu proses  kurban di hari  raya. Meskipun  hubungan  antara Masyarakat muslim dan tolotang terbilang harmonis namun dalam suatu kondisi kadang terjadi perselisihan antar kedua agama tersebut. Nah untuk menyelesaikan masalah yang muncul maka dilakukan proses negosiasi di kedua belah pihak untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Dari model interaksi antara Masyarakat sekitar yang beragama  islam dan Towani  tolotang dapat kita lihat bahwa tercermin konsep moderasi beragama diantara keduanya meski dengan  paham yang berbeda dalam memahami makna ketuhanan dan cara beribadah. Meski kadang terjadi konflik diantara keduanya namun hal  tersebut dapat terselesaikan melalui proses negosiasi dan  mediasi diantara kedua pihak yang berseteru. Indonesia sebagai  negara yang multicultural  tentunya perlu menjadikan  relasi antara Islam dan Towani Tolotang di Kab. Sidenreng Rappang sebagai contoh dan bentuk moderasi beragama dalam berkehidupan dikarenakan Indonesia bukan sebatas islam dan Towani  Tolotang belaka namun ada banyak suku, agama, ras,  dan golongan golongan  tertentu yang berada di bawah naungan "Bhinneka  Tunggal Ika".

Meskipun terdapat perbedaan keyakinan di lingkungannya, mereka tetap memahami betapa pentingnya konsep moderasi beragama di lingkungannya sehinnga tercapai keharmonisan  dalam perbedaan. Selain itu mereka juga tidak memandang agama saat bahu membahu saling membantu satu sama lain sehingga terbentuk solidaritas diantara kedua agama tersebut.  Jika terjadi konflik diantara kedua agama tersebut maka dilakukanlah negosiasi dan mediasi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Sehingga masalah yang terjadi tidak akan melebar dan memperburuk keadaan dalam kehidupan antar umat beragama.

Sebagai Kesimpulan, Indonesia adalah negara yang multicultural. Artinya ada beragam suku, ras, agama, dan golongan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Contoh kasus yang terjadi di Kabupaten Sidenreng Rappang dalam bentuk relasi antara agama islam  dan Towani Tolotang yang hidup berdampingan dengan  baik dan caranya menyelesaikan konflik  yang terjadi diantara keduanya merupakan sebuah contoh  yang sangat diimplementasikan  dalam kehidupan di negara multicultural seperti Indonesia dengan di bawah naungan "Bhinneka Tunggal Ika" Sehingga masalah masalah umum yang terjadi seperti diskriminasi, bullyng, dan kekerasan yang disebabkan oleh perbandingan antara mayoritas dan minoritas dapat teratasi sehingga terjalin hubungan  yang erat dan saling membutuhkan satu sama lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun