Mohon tunggu...
Henry Multatuli
Henry Multatuli Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Saya adalah seorang yang sedang mencari makna yanga ada di dalam bab-bab buku kehidupanku. lembarannya unik dan harus kuakui sedang kuselami sebuah arti di setiap paragrafnya. Walaupun akhirnya kutemukan diriku hanyalah pujangga yang tak bermakna. Aku bukanlah Sartre yang bermain dalam absurditas ataupun Nietzsche sang penggila metafora dan aforisme. Mungkin aku berada dalam tahap estetikanya Kierkegaard...atau mungkin sedang menikmati asyiknya bersuara lantang dalam tahapan eksistensi... sekarang sedang mengambil peruntungan di Damaskus, Suriah. Belajar bahasa Arab.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kepingan Emas Judas atau Secawan Racun Socrates

17 Februari 2010   17:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:53 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tragedi adalah sebuah drama puncak dari setiap kisah siapapun dia.

Yesus memiliki dramanya sendiri begitu dia ditegakkan dengan salib di terik matahari

Socrates dalam drama Apologia.

Julius Caesar terbunuh oleh pengkhianatan Brutus.

Siapapun memiliki pengalaman dimana keputusan krusial harus dijalankan.

Laksana buah simalakama yang dihidangkan olehmu di saat waktu yang kurang tepat.

Keputusanmu bisa jadi tragedimu.

Tragedimu itu bisa jadi adalah sebuah kolam darah hasil dari pengorbananmu.

Orang-orang yang haus akan kasih dan 'kebenaran' tak segan meminumnya di kemudian hari.

Demi kebenaran yang kau korbankan itu.

Atau bisa jadi keputusanmu adalah sebuah penyerahan terhadap realitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun