Mohon tunggu...
LilySiti Multatuliana
LilySiti Multatuliana Mohon Tunggu... profesional -

th 1990-2005 bekerja sebagai Dosen di Universitas Swasta di Jakarta. Pernah menjadi Dosen tidak tetap di Politehnik UI Depok dan UNJ Rawamangun...Sejak th 2005 cuti menjadi dosen karena mengikuti suami ke Melaka Malaysia dan sejak tinggal di Melaka mengadakan kajian Budaya Nusantara (baik Kajian Pustaka maupun pengamatan di Lapangan di berbagai kota di Malaysia dan di Indonesia dan Thailand ). Hasil kajian/penelitan pernah di muat di tabloid dan majalah yang terbit di jakarta (Tabloid Parle dan Majalah Titian) dan koran lokal Padang (koran Haluan)...serta beberapa media on line lain nya.\r\n\r\n\r\n\r\nPendidikan \r\n- IKIP Jakarta (S1)\r\n-TAFE NSW Australia (College)\r\n-Intensive Course di Univ of Wollonggong Australia. \r\n- Univ Gunadharma Jkt (S2)\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lima Penyair dari Indonesia Memenangkan Sayembara Menulis puisi yang Diselenggarakan oleh “Numera” di Malaysia

21 Januari 2014   10:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:37 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketua Panel Hakim, Sastrawan Negara Dato’ Dr Ahmad Khamal Abdulllah atau sering di sebut Dato' Kemala  mengumumkan lima pemenang Anugerah Utama dan sepuluh pemenang Anugerah Penghargaan pada  acara Sidang Media Anugerah Puisi Dunia Numera 2014, yang diselenggarakan di Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP)  Kuala Lumpur Malaysia  pada tanggal 15 januari 2014.

Dua penyair dari Indonesia  Syarifuddin Arifin dengan puisi nya “Mencari Arah Tanah”  dan Muhammad Rois Rinaldi dengan puisinya “Nun Serumpun” mendapat  Anugerah Utama. Penyair Indonesia lain nya yaitu Abrar Khairul Ikhirna dengan  puisi  “Hang; Kekal di Selat Melaka”, Bambang Widyatmoko puisi “Ziarah Kata” mendapatkan Anugerah Penghargaan.   Puisi “Pertarungan Kedua” karya Syarifuddin Arifin” mendapatkan Anugerah Penghargaan pula. Dengan begitu sastrawan dari ranah minang ini mendapatkan dua penghargaan sekaligus.

Pemenang Anugerah Utama akan mendapatkan hadiah sejumlah uang Rm2000 (kurang lebih setara dengan Rp 7.500.000) dan pemenang Anugerah Penghargaan sejumlah Rm500 (kurang lebih setara dengan Rp.1.875.000). Pemenang akan menerima hadiah pada acara “Anugerah Puisi Dunia Numera 2014”  yang berlangsung 21-23 Mac 2014 di Kuala Lumpur Malaysia.

Selepas diumumkan nama-nama  para pemenang,  puisi pemenang utama  dibacakan oleh pendeklamasi dari Malaysia dan Indonesia. Wakil pendeklamasi dari Indonesia adalah Sastri Bakry, novelis yang  datang dari Jakarta khusus untuk acara ini  dan Lily Siti  Multatuliana, penulis, Warga Negara Indonesia yang menetap  di Melaka. Sastri dan Lily  berduet  membacakan puisi karya Syarifuddin Arifin yang puisi nya sangat panjang.  Puisi karya Muhammad Rois Rinaldi dibacakan oleh Shirley, deklamator dari Penang.  Rosmiaty Shaari, penyair  dari Melaka   dan Basri Abdillah, penyair dari Kuala Lumpur membacakan Puisi karya masing-masing  yang memenangkan Anugerah Utama pada  sayembara menulis puisi ini. Serta Djaslam Zainal, penyair, kritikus sastra dari Malaysia  membacakan karya Mohamad Syafiq Said.

Pada acara yang  dihadiri oleh Sastrawan dan Penyair Malaysia dan beberapa Warga Negara Indonesia peminat sastra  yang tinggal di Kuala lumpur, Ketua Pengarah DBP YBhg Profesor Datuk Dr Awang Sariyan menyampaikan Pidato nya  yang bertajuk “Beberapa Permasalahan dan Persoalan Bahasa dan Sastera Melayu Numera”

Sebelum acara berakhir Sastri Bakry berduet bersama penyanyi Malaysia Umar Uzair  menambah meriah nya acara Sidang Media ini.

Senarai nama nama pemenang dengan judul puisi nya,

Lima pemenang Anugerah Utama yaitu

1.Risalah Melayu oleh rosmiaty Shaari

2.Nun Serumpun oleh Muahammad rois Rinaldi

3.Isyiq II oleh Basri Abdillah

4.Mencari Arah Tanah oleh Syarifuddin Arifin

5.Bisik Batik oleh Mohamad Syafiq Muhamad Said

Sepuluh Pemenang Anugerah Penghargaan yaitu

1.Han; Kekal di Selat Melaka oleh Abrar Khirul Ikhirna

2.Ziarah Kata oleh Bambang Widyatmoko

3.Pertarungan kedua oleh Djazlam Zainal

4.Merayap Dalam oleh Syarifuddin Arifin

5.Daun oleh Zaimi Azlan Ibrahim

6.Selendang Semesta oleh Ayat Khalil

7.Musyahadah oleh Basri Abdillah

8.Supranasionl : Titik-tolak oleh Abdullah Abdul Rahman (Tabir Alam)

9.Suluh Ke Semenanjung oleh Achmad Taufiq

10.Mihrab Cinta oleh Zaimi Azlam Ibrahim.

foto dokumen pribadi : Pembaca Puisi pada acara Pengumuman Pemenang Sayembara Puisi Numera

13902742271473509968
13902742271473509968

foto dokumen pribadi : Dato Kemala (tengah, Presiden Numera bersama WNI yang menetap di KL/Dosen dan Mahasiswa peminat  sastra)

13902745441040804421
13902745441040804421
foto : dokumen pribadi, Rosmiaty Shaari Penyair dari Melaka salah satu pemenang Anugerah Utama membacakan puisi karya beliau sendiri.

13902746531635730095
13902746531635730095
Dato Kemala memberikan sambutan pada acara Sidang Media/Pengumuman Pemenang sayembara menulis Puisi

1390274911456461818
1390274911456461818
Ketua Pengarah (Direktur)  DBP YBhg. Profesor Datuk Dr Awang Sariyan saat memberikan Syarahan Utama (foto dokumen Pribadi)

13902753371934205951
13902753371934205951

1390275438910469151
1390275438910469151

Duet Sastry Bakri dari Indonesia dan Umar Uzair dari Malaysia (foto dokumen pribadi)

1390275685366447182
1390275685366447182

Baca Puisi karya Pemenang Utama dari Indonesia, sarifuddin Arifin (foto dokumen Nur Istifarini)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun