Kongres Penyair sedunia ke 33 ( The 33 World Congress of Poets) yang diadakan pada tanggal 20 -26 Oktober 2013 yang lalu mengambil tempat di Ipoh, ibu kota Perak salah satu negara bagian di Malaysia. Acara ini diselenggarakan oleh World Academy of Arts and Culture, (WAAC) yang berbasis di USA serta di dukung oleh institusi ternama di Malaysia.
Acara “Gerbang Malam” diadakan pada hari pertama (20/10) mengambil lokasi open air' yang berhampiran dengan Pasar Malam di Ipoh, pasar yang biasanya buka pada malam hari untuk tujuan wisata yang menjual pernak pernik baik fashion maupun barang2 antik atau seni lain nya dengan harga yang tak terlalu mahal, disini juga kita temukan makanan khas daerah.
Sayang sekali pada saat itu hari hujan walau tidak lebat tapi gerimis yang turun dengan deras dan tak henti henti. Untunglah panitia sudah menyiapkan jas hujan dan membagi bagikan kepada peserta. Jas hujan berwarna kuning, warna yang cukup membuat suasana tambah meriah.
Arena yang disediakan di tempat terbuka ini dengan panggung yang cukup menarik dg lampu2 yang meriah dan tenda yang bisa melindungi dari hujan, hanya saja tempat duduk penonton yang disediakan tidak menggunakan tenda, kursi2 dengan sarung putih dan nampak sedikit mewah dan beratapkan langit. sehingga kala hujan turun penonton tidak bisa menduduki bangku yang sudah disediakan dan mencari tempat berteduh di pinggir2/di emperan toko sekeliling panggung dan di tenda dimana peralatan sound system di letakan.
Acara tetap berjalan dengan menampilkan bacaan puisi dari berbagai Negara, dari Mexico, Indonesia, Malaysia. Dan menampilkan music serta puisi traditional melayu seperti gurindam, syair, pantun dll. Tak ada keluh kesah penonton karena hujan. Sememangnyalah hujan adalah rahmat. Dan acara tetap berjalan dengan meriah yang dipandu oleh MC yang berbahasa Inggris dengan lancar dan juga diikuti dengan MC berbahasa Melayu dengan tujuan memperkenalkan bahasa Melayu kepada para peserta dari manca negara. Begitu juga para pendeklamator dari berbagai negara selain berdeklamasi dengan bahasa Inggris juga tetap memperkenalkan bahasa ibunda meraka. Cukup menarik mendengarkan para pendeklamator membaca puisi dalam bahasa Spanyol, Peru dan Cina, Jepang dll.
Panitia kongres menerbitkan Buku Anthology Puisi yang Co-Editor nya Malin Ghozali PK dari Malaysia dan Georges Chapouthier dari Perancis memuat puisi para penyair seluruh dunia dari lebih dari 30 negara diantaranya dari : Indonesia, Singapore, Malaysia, Brunei, China, Taiwan, Colombia, French, Germany, Japan, Marroko, Mexico, Korea, USA, Dermark, Argentina, Czech Republic, Slovak Republic, United Kingdom. My Day adalah puisi pertama saya dalam bahasa Inggris dan dimuat pada Anthology of the 33 World Congress of Poets. Yang membuat saya tersanjung puisi saya juga di “quote/di petik” dan muncul disampul buku depan bersama dengan puisi-puisi kawan2 yang lain.
Saya juga diberi kesempatan membacakan puisi ini Pada hari Senin (21/10) pada saat kami para participant Kongres Puisi Dunia Mengunjungi P.O.R.T (People of Remarkable Talents) dan membaca puisi di panggung yang sudah disediakan dan pada tanggal 24 oct 2013 sekali lagi saya membaca kan Puisi di Kampung Jahang sebelum tour ke Gua Tempurung.
Selesai membaca puisi di P.O.R.T, seorang wartawan dari surat kabar arus perdana dari Malaysia, Utusan Malaysia mewawancarai saya. Yang wawancaranya keesokannya langsung dimuat di Surat Kabar Utusan Malaysia (koran arus perdana di Malaysia) lengkap dengan foto saya dan foto peserta dari Jepang Toshie Tai, President 32 nd The World Congress of Poets WAAC-Calligraphy Institute in Japan yang pada saat itu membuka booth Kaligraphi dari Jepang di acara Kongress yang pertama kali diadakan di Pilipina 44tahun yang lalu ini. Foto peserta lain nya di surat kabar arus perdana ini adalah Marie Robert, dari Perancis seorang artist, choreographer, writer yang pada saat acara sering menampilkan tarian klasik yang cukup memukau.
Setelah saya beritahu dan memperlihatkan artikel dan foto2 mereka yang dimuat di surat kabar melalui ipad, mereka sangat antusias ingin melihat dan memiliki versi cetaknya, sayang sekali saya juga baru tahu malam sebelumnya setelah gambar di koran itu diupload oleh teman kompasianer, Mahfudz Tejani.
Saya menjanjikan kepada Toshie Tai dan Marie Robert akan mengirimkan link surat kabar Utusan yang memuat photo2 mereka dan saya akan menterjemahkan artikel nya dalam bahasa Inggris untuk mereka dan nanti akan saya kirim melalui email.
bersambung...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H