Mohon tunggu...
Mully jade
Mully jade Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bacalah ! bacalah ! bacalah ! dan tulislah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pedih Perih 2

4 Oktober 2019   15:08 Diperbarui: 4 Oktober 2019   15:19 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perih pedih hati, oleh sikap dan tindakan oknum polisi, yang arogan dan intimidasi, pada warga yang menyampaikan aspirasi, hingga ada yang harus mati

Perih pedih hati, oleh perilaku oknum politisi, yang sibuk mementingkan diri sendiri, bukan pada rakyat yang diwakili, hingga rakyat nekat sampaikan suara hati, dengan caranya sendiri

Perih pedih hati, oleh oknum pejabat negeri, dari yang rendah hingga yang tinggi, yang disumpah dengan kitab suci, agar bekerja dengan penuh dedikasi, nyatanya banyak yang korupsi

Perih pedih nelangsa, sesama warganegara mulai saling curiga, tokoh pemersatu mulai berseteru, gagal memberi teladan untuk ditiru, umat terpecah belah tak lagi padu, berkelompok berdasarkan kepentingan tertentu

Mulai pupus sikap hormat menghormati, mulai langka sikap sayang menyayangi, pertikaian menjadi menu sehari-hari, masing-masing merasa benar sendiri, mudah diprovokasi dan tak suka introspeksi, mau dibawa kemana negeri ini?

Tetebatu 04 Oktober 2019

Ayo Introspeksi..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun